Sidang AIPA di Jakarta Jadi Ajang Promosi Gratis Pariwisata RI Lewat Diplomasi DPR

Fabiola Febrinastri | Iman Firmansyah
Sidang AIPA di Jakarta Jadi Ajang Promosi Gratis Pariwisata RI Lewat Diplomasi DPR
Ketua DPR RI sekaligus Presiden AIPA 2023 Puan Maharani dan Wakil Ketua BKSAP DPR RI, Putu Supadma Rudana. (Dok: DPR)

Sidang AIPA telah menghasilkan 30 resolusi dari berbagai isu yang harus diadopsi negara-negara ASEAN untuk kesejahteraan masyarakat Asia Tenggara.

Suara.com - Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI menjadikan event bergengsi Sidang Umum ASEAN Inter Parliamentary Assembly (AIPA) Ke-44 yang baru saja selesai digelar di Jakarta sebagai ajang promosi gratis pariwisata Indonesia. Mengingat banyak delegasi dari berbagai negara yang hadir dalam sidang parlemen se-Asia Tenggara tersebut. 

"Memang diplomasi melalui parlemen itu sangat berbeda, kuat sekali karena berhubungan dengan masyarakat dari negara lain yang dapat menguntungkan kita apabila diselipkan untuk promosi pariwisata," kata Wakil Ketua BKSAP DPR RI, Putu Supadma Rudana, Jumat (11/8/2023). 

Sidang Umum AIPA merupakan salah satu puncak keketuaan DPR RI di AIPA. DPR RI menjadi tuan rumah menyusul presidensi DPR RI sebagai Ketua AIPA tahun 2023, yang sejalan dengan keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2023. 

Perhelatan yang digelar pada 5-11 Agustus lalu itu dihadiri oleh sekitar 600 delegasi yang terdiri dari parlemen ASEAN anggota AIPA, perwakilan parlemen negara observer dan organisasi internasional. 

Baca Juga: Usai Sidang AIPA, Para Delegasi Disuguhkan Penampilan Seni dan Budaya Indonesia

Oleh karena itu, Putu menilai bahwa sangat tepat apabila DPR RI sebagai tuan rumah menyelipkan promosi pariwisata dalam negeri. Khususnya, destinasi pariwisata prioritas di Indonesia. 

Di sisi substansi, Sidang AIPA telah menghasilkan 30 resolusi dari berbagai isu yang harus diadopsi negara-negara ASEAN untuk kesejahteraan masyarakat Asia Tenggara. Namun di sisi lain, kata Putu, Indonesia diuntungkan karena bisa mempromosikan pariwisata yang bisa dikunjungi para delegasi.

“Soft diplomasinya ialah promosi destinasi pariwisata, promosi budaya dan juga promosi dari kekayaan alam kita yang memang indah," tuturnya.

“Momentum kegiatan ini sangat baik kita gunakan untuk mempromosikan destinasi-destinasi pariwisata kita, seni budaya kita. Ini kan free promosi. Event sidang terus terjadi dan promosi juga berjalan, apalagi ini kan yang hadir members of parlement,” imbuh Putu.

Dengan posisi sebagai anggota parlemen, delegasi AIPA bisa memiliki peran untuk ikut meningkatkan jumlah wisatawan asing ke Indonesia. Selain karena bisa mendorong kebijakan negaranya dalam kerja sama pariwisata, mereka juga bisa turut mempromosikan pariwisata Indonesia kepada konstituennya masing-masing.

Baca Juga: Parlemen AIPA Didorong untuk Suarakan Aspirasi Rakyat Asia Tenggara

"Kita sampaikan bahwa selain punya Bali, kita punya Labuan Bajo, kita punya Komodo Island, kita punya Raja Ampat, bahkan kita punya Toba, kita ada Yogyakarta. Listnya goes on dan tentunya mereka ingin hadir," jelas Putu. 

“Delegasi itu kan lebih dari 500 dan mereka bisa menyuarakan ke mereka punya konstituen atau pemilih-pemilih di wilayahnya (soal pariwisata Indonesia),” tambah Legislator dari Dapil Bali itu.

Pada rangkaian Sidang Umum AIPA Ke-44 juga turut digelar sidang-sidang komite, seperti Komite Urusan Ekonomi, Komite Urusan Sosial, Komite Urusan Politik. Serta sidang untuk Women ASEAN Inter Parliamentary Assembly (WAIPA) dan Young Parliamentary Assembly (YPA) yang dipimpin oleh anggota DPR RI sebagai hosting acara. Sidang-sidang itu pun dihadiri oleh sejumlah anggota DPR RI dari berbagai komisi dan daerah pemilihan (Dapil) sebagai perwakilan dari Indonesia.

Dalam kesempatan itu, setiap anggota DPR akan menyelipkan promosi pariwisata Indonesia kepada setiap delegasi yang berbincang dengan mereka. Terlebih, banyak anggota DPR RI berasal dari dapil yang memiliki potensi pariwisata.

"Karena pasti akan menjelaskan asalnya dari mana, misalnya ada anggota DPR yang dari Maluku mereka akan sampaikan wisata unggulan mereka. Begitu juga dari dapil lain, dan dia pasti akan enggage (melibatkan), misalnya dengan kuliner-kuliner dari daerahnya,” tutur Putu.

Di hari terakhir rangkaian Sidang AIPA ke-44, DPR RI sempat mengajak delegasi untuk berkunjung ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang lokasinya masih satu kota dengan perhelatan sidang. Tujuannya adalah walaupun tidak semua delegasi sempat berwisata usai Sidang AIPA, kata Putu, tapi mereka bisa mengenal banyaknya kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia.

“Kita sampaikan kalau dia punya waktu lebih mungkin bisa ke Bandung atau Yogyakarta yang relatif dekat dari Jakarta. Tapi kalau di Jakarta sendiri selain TMII mungkin bisa ke Kota Tua," ucapnya. 


“Bahkan kita sampaikan juga Jakarta ini begitu heterogen dan banyak destinasi-destinasi yang bisa dikunjungi, termasuk kita punya chinatowm di Glodok,” imbuh Putu.

DPR pun melibatkan Liaison Officer (LO) atau penghubung delegasi untuk turut menyelipkan promosi pariwisata kepada peserta AIPA yang mereka dampingi. Putu menyebut, delegasi bisa berkunjung ke destinasi wisata di Jakara di sela-sela sidang.

“Ini LO sudah kita briefing dari BKSAP agar bisa memberikan masukan-masukan yang baik," sebutnya.

Bukan hanya itu, DPR juga memanfaatkan peran staf kedutaan besar negara-negara yang hadir dalam Sidang Umum AIPA ke-44. Mengingat anggota parlemen AIPA hadir dalam acara resmi kenegaraan, kedutaan masing-masing negara ikut berperan mendampingi delegasi.

Kedubes negara-negara itu diminta ikut mempromosikan pariwisata dan keunggulan Indonesia. Termasuk juga DPR mempromosikan pariwisata lewat pertemuan-pertemuan bilateral dengan sejumlah delegasi negara anggota AIPA dan  delegasi negara observer yang hadir.

"Kita banyak bilateral meeting di sela-sela sidang, kita selipin lah promosi pariwisata, promosi budaya dan kita dorong engagement people to people. Bahwa yang terpenting dari event seperti ini formalnya terjadi, tapi yang long lasting lebih ke people to people contact," urai Putu. 

Di sisi lain, anggota Komisi VI DPR RI itu menyoroti bagaimana tempat wisata saat ini harus mengedepankan konsep green destination (pariwisata hijau) atau destinasi wisata yang ramah lingkungan. Putu mengatakan, hal ini penting karena pendekatan ramah lingkungan sudah menjadi isu sensitif di kalangan masyarakat internasional.

“Hal itu yang selalu saya tekankan ke destinasi wisata. Itu adalah promosi yang mudah kepada khalayak internasional jika destinasi itu green, jika destinasi itu mengangkat tema sustainablity justru banyak negara mempromosikan," ungkapnya. 

Dengan menerapkan konsep ramah lingkungan, menurut Putu, hal tersebut akan menarik wisatawan mancanegara. Terutama untuk masyarakat dari negara maju yang sangat memperhatikan isu lingkungan seperti dalam hal energi baru dan terbarukan.

"Kami juga sudah mendorong BUMN dan pengelola tempat wisata untuk mendorong penggunaan energi yang reuneble destinasi. Otomatis itu seperti penggunaan kendaraan listrik, pengurangan sampah plastik limbah karena kita harus green destination,” papar Putu.

“Kita juga berharap tempat wisata memberikan sentuhan cultural budaya, jadi kalau bisa kuliner yang dijual di sana itu kuliner-kuliner nusantara," tambahnya. 

Putu pun menjelaskan pengembangan Green Destinastion dalam bidang pariwisata juga sejalan dengan tema dunia yakni agenda 2030 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals acap disingkat SDG’s. 

"Kalau bisa penggunaan reuneble seperti penggunaan panel solar yang ini juga kita dorong agar destinasi-destinasi tidak lagi menggunakan banyak bahan bakar fosil. Jadi sesuai agenda 2030 tujuan pembangunan berkelanjutan, transisi energi, mitigiasi climate change dan bagaimana juga hubungannya kita menuju net zero emission 2060,” kata Putu.

Lebih lanjut, Putu mengungkap promosi pariwisata yang dilakukan anggota DPR terbilang cukup berhasil. Hal ini lantaran ada beberapa delegasi yang memutuskan untuk melanjutkan agenda di Indonesia dengan berpelesiran ke beberapa destinasi wisata begitu Sidang Umum AIPA ke-44 berakhir. 

"Saya sempat ngobrol dengan delegasi dari Kanada, dia mau langsung terbang ke Bali usai rangkaian acara sidang. Bali masih menjadi favorit destinasi wisata kita," ungkapnya.

Seperti delegasi dari Kanada, salah seorang anggota delegasi Armenia yang menjadi negara observer dalam Sidang Umum AIPA Ke-44 juga berniat untuk mengunjungi Bali. Sebab, banyak dari delegasi asal Armenia belum pernah berkunjung ke Pulau Dewata. 

“Saya pertama kali datang ke sini, dan Indonesia memiliki pemandangan yang bagus. Untuk acara ini, semua orang sangat ramah semua orang. Saya berencana untuk liburan, terutama ke Bali karena orang-orang di Armenia banyak membicarakannya,” kata Maria Anubela, salah seorang delegasi dari Armenia.

Senada dengan Maria Anubela, Direktur Kabinet Parlemen Maroko Chaqri Ahmed mengaku ingin kembali ke Indonesia karena keindahan destinasi wisatanya. Saat Gala Dinner yang diselenggarakan DPR RI untuk menjamu delegasi AIPA, Chaqri juga tampak sangat menikmati kuliner-kuliner nusantara yang disuguhkan.

"Ini sedikit pedas buat saya, tapi sangat enak. Semua delegasi menyukai makanan-makanan yang disajikan malam ini," ungkap Chaqri.

"Indonesia is a nice country, dan saya akan kembali berkunjung ke Indonesia sebagai turis bersama keluarga. Really nice and very exciting," sambung pria tersebut.


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI