Komisi IV Ingatkan Kembali Mentan soal Swasembada Tiga Komoditas

Arsito Hidayatullah | Tri Setyo
Komisi IV Ingatkan Kembali Mentan soal Swasembada Tiga Komoditas
Menteri Pertanian Amran Sulaiman (tengah). [Antara/Oky Lukmansyah]

Indonesia disebut pernah jadi penghasil cokelat kedua terbesar di dunia.

Suara.com - Dalam rapat kerja (raker) yang dilaksanakan oleh Komisi IV dengan Menteri Pertanian (Mentan) di Gedung DPR, Senin (8/6/2015) ini, anggota dewan mengingatkan Mentan soal swasembada sejumlah komoditas. Salah satunya seperti yang diungkapkan anggota Fraksi Partai Demokrat, I Made Urip, yang menyebut bahwa target swasembada itu tidak hanya beras, namun juga swasembada daging, kedelai dan cokelat.

"Mengenai target swasembada daging, ini harus dikejar dengan mengurangi pemotongan sapi betina produktif," kata Urip, sambil mencontohkan bahwa di Nusa Tenggara Timur (NTT) misalnya, masih banyak pemotongan sapi betina produktif.

Di bagian selanjutnya, Urip mengingatkan pula bahwa Indonesia pernah menjadi negara produsen cokelat nomor dua di dunia. Sayangnya sekarang menurutnya, Indonesia hanya bisa menjadi nomor tiga di dunia.

Urip mengatakan bahwa hal ini harus dibenahi, mulai dari kuantitas produksinya, sampai kualitas cokelat yang dihasilkan oleh petani Indonesia. Ini menurutnya harus dipastikan, karena cokelat merupakan tanaman yang memiliki pasar strategis di dunia.

"Cokelat merupakan tanaman yang strategis. Kami mau agar Kementan dapat memajukan produksi cokelat dalam negeri. Seperti orang bilang, 'katakan cinta dengan cokelat,'" ujar Urip pula, sembari mengutip sebuah ungkapan.

Sementara itu, Viva Yoga Mauladi dari Fraksi PAN, mengatakan bahwa produksi kedelai juga perlu digenjot terus produksinya oleh Kementan.

"Mengenai produksi kedelai, Indonesia punya gap yang cukup jauh," kata Viva. "Hal ini karena kebutuhan kedelai Indonesia sebanyak 2,3 juta ton per tahun, sementara produksi kedelai Indonesia hanya 800.000 ton per tahun," tambahnya.


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI