DPR: Perkuat Budaya Pengurangan Risiko Bencana

Siswanto
DPR: Perkuat Budaya Pengurangan Risiko Bencana
Kabut asap di kota Pekanbaru, Senin (27/7). (Antara/Rony Muharrman)

"Penanganan bencana tidak bisa jika hanya dilakukan oleh satu pihak saja," katanya.

Suara.com - Anggota Komisi VIII DPR Abdul Fikri Faqih menekankan pentingnya budaya pengurangan risiko bencana. Hal ini disebabkan banyaknya potensi bencana di Indonesia.

“Potensi bencana di Indonesia beraneka macam, mulai dari ancaman letusan gunung api, gempa bumi, banjir, tsunami, kebakaran hutan dan lahan serta kabut asap yang hingga sekarang belum teratasi dengan baik. Oleh karena itu, budaya pengurangan risiko bencana harus diperkuat,” kata Fikri dalam pernyataan tertulis yang diterima Suara.com, Rabu (14/10/2015).

Paradigma baru tentang penanggulangan bencana menitik beratkan pada pentingnya penanganan bencana secara terpadu. Berdasarkan hal itu, pada tahun 2009 United Nations International Strategy for Disaster Reduction menetapkan tanggal 13 Oktober sebagai Hari Peringatan Pengurangan Risiko Bencana Internasional (International Day for Disaster Risk Reduction).

“Penanganan bencana tidak bisa jika hanya dilakukan oleh satu pihak saja. Perlu ada upaya dan dukungan kolektif dari semua sektor baik pemerintah, pelaku usaha, maupun masyarakat,“ kata Fikri.

Peningkatan kesadaran akan pentingnya pengurangan risiko bencana secara kolektif diharapkan dapat berdampak pada terarahnya program-program penanggulangan bencana di Indonesia.


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI