Anggota Komisi IX DPR Dirikan Rumah Evakuasi Balita
Saat ini, satu rumah evakuasi telah didirikan, tepatnya di daerah 5 Ulu, Seberang Ulu I, Palembang, Sumatera Selatan.
Suara.com - Mengoptaimalkan masa resesi, anggota Komisi IX DPR RI Irma Suryani mendirikan rumah evakuasi bagi balita korban asap kebakaran hutan dan lahan. Rumah tersebut didirikan di tiga titik daerah terdampak asap, yakni di Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah.
Saat ini, satu rumah evakuasi telah didirikan, tepatnya di daerah 5 Ulu, Seberang Ulu I, Palembang, Sumatera Selatan.
“Rumah evakuasi balita 5 Ulu, adalah salah satu dari tiga Rumah evakuasi balita yang diinisiasi dan didirikan oleh Koalisi Masyarakat untuk Balita Korban Asap,” kata Irma saat dihubungi melalui pesan singkat.
Irma menginformasikan, dia menginisiasi koalisi bersama beberapa rekan dari Walhi Sumatera Selatan dan beberapa individu relawan. Untuk merealisasikan gagasan itu, 14 Oktober lalu, dirinya bersama koalisi tersebut menyewa sebanyak dua unit rumah, di mana salah satu rumah di daerah Jakabaring difungsikan sebagai posko induk. Satu unit rumah lainnya yang berlokasi di daerah 5 Ulu, Seberang Ulu I difungsikan sebagai rumah evakuasi balita ke dua yang berada di Sumatera Selatan.
Irma menerangkan sejak dibuka 22 Oktober, rumah evakuasi di 5 Ulu sudah banyak melayani serta mengobati balita yang terdampak kabut asap. Kapasitasnya yang bisa menampung 30 balita untuk menginap, cukup memadai untuk memberikan pelayanan bagi warga, khususnya para balita setempat.
“Sampai saat ini, lebih dari 200 balita telah kami tangani secara baik, dengan cara berobat jalan atau rawat inap, sehingga anak-anak itu aman kembali pulang ke rumah,” tuturnya.
Irma berharap pendirian rumah evakuasi bisa menjadi pilot project rumah evakuasi dalam menghadapi bencana serupa, atau sejenisnya. Pendekatan ini bisa menyalurkan peran anggota dewan dalam mengulurkan manfaat bagi masyarakat. Selain itu, kehadiran rumah evakuasi ini juga dapat memupuk kepedulian pemerintah daerah untuk memberi respon cepat terhadap masyarakat yang mengalami musibah, seperti kebakaran hutan.
Meski pun begitu, Irma juga menuturkan bahwa upaya yang dia lakukan tak sepenuhnya mendapat respon positif. Beberapa waktu lalu, terutama menjelang kedatangan Presiden Jokowi ke Sumatera Selatan, rumah evakuasi ini mendapat pemberitaan miring.
“Meski pun ada berita miring terhadap pendirian rumah evakuasi kami, yang seolah-olah didirikan hanya untuk pencitraaan semata, saya tegaskan sebagai salah satu inisiator bahwa rumah evakuasi ini murni didirikan atas rasa tanggung jawab dan kepedulian kami sebagai Warga Negara. Jadi tidak ada urusannya dengan pemerintah daerah, apa lagi (dengan rencana kedatangan – red) pemerintah pusat,” tegasnya.
Selain itu, Irma juga mengisahkan adanya upaya dinas sosial setempat yang berusaha mengakui rumah evakuasi di Jakabaring sebagai Posko Dinas Sosial. Mereka melakukan itu untuk menyambut rencana kedatangan Menteri Sosial ke Sumatera Selatan, agar mereka terkesan sudah bekerja.