Datangi Ketua DPR, Para Jawara Sunda Ngadu Dihajar Zaman
Ade mengatakan modernisasi tidak bisa ditolak begitu saja. Sementara, budaya lokal juga harus tetap dijaga.
Suara.com - Ketua DPR RI Ade Komarudin menerima kunjungan para jawara dari Provinsi Jawa Barat yang tergabung dalam paguyuban Sundawani Wirabuana di ruang tamu gedung Nusantara III, lantai 2, Senayan, Jakarta, Kamis (11/8/2016).
Kepada Ade, mereka mengeluhkan adanya pergeseran budaya Sunda akibat kencangnya arus globalisasi.
"Tadi saya menerima audiensi paguyuban Sundawani Wirabuana. Paguyuban ini didirikan karena mencintai budaya Sunda dan mempertahankan budaya Sunda yang mulai tersisih oleh modernisasi," kata Ade di DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (11/8/2016).
Kepada mereka, Ade mengatakan modernisasi tidak bisa ditolak begitu saja. Sementara, budaya lokal juga harus tetap dijaga.
"Saya sampaikan bahwa negeri ini harus besar, semua harus modern, tetapi tetap tidak boleh meninggalkan akar tradisionalismenya. Termasuk kita harus belajar di Jepang, Korea Selatan yang maju, modern, tapi mereka tetap berdiri di bumi tradisinya," ujar Ade.
Sebagai bagian dari upaya untuk menjaga tradisi dari gempuran modernisasi, kata Ade, rencananya paguyuban akan menyelenggarakan acara Sawala Jawara dalam waktu dekat.
Ketua Paguyuban Sundawani Wirabuana Roby Maulana Zulkarnaen mengatakan Sawala Jawara merupakan program yang sama persis dengan seminar. Namun, pesertanya yang para jawara.
"Sawala Jawara itu sama dengan seminar, dalam lingkup yang lebih besar namanya gotra sawala. Para jawara-jawara," kata Roby.
Roby mengatakan dulu jawara merupakan status sosial yang dipandang elit karena kontribusinya melalui tindakan kebaikan di tengah-tengah masyarakat.
"Jawara itu, kan dulunya dianggap sebagai social elite. Beliau-beliau ini memberikan kontribusinya pada kemerdekaan, seperti Si Pitung, Jampang dan sebagainya. Tapi sekarang keberadaan jawara ini hanya identik dengan guru silat di daerah-daerah," ujar Roby.