Nurhayati: Perdagangan Global Kurangi Kemiskinan
Indonesia senantiasa mendukung program-program untuk membantu negara-negera berkembang.
Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen Nurhayati Ali Assegaf menjadi perwakilan Indonesia dalam acara 37th Steering Committee of the Parliamentary Conference on the WTO. Pertemuan tersebut diikuti oleh 10 perwakilan parlemen anggota steering commitee serta dihadiri pula oleh Parlemen Eropa, Inter-Parliamentary Union, dan World Trade Organization.
Dalam pertemuan yang berlangsung di markas besar IPU tersebut, ada empat agenda utama yang dibahas, yaitu pemaparan hasil kerja WTO, perkembangan terkait negara anggota baru WTO, perkiraan perdagangan dunia kedepan, serta pembahasan pernyataan bersama (draft statement).
Ketua BKSAP terlibat aktif selama rangkaian acara. Pada sesi pertama, Nurhayati menyampaikan bahwa perdagangan global dapat mengurangi tingkat kemiskinan serta mencipatakan lapangan kerja baru.
“Parlemen Indonesia memandang bantuan perdagangan atau aid for trade dapat mendorong terciptanya perdagangan yang inklusif melalui pembangunan kapasitas terutama bagi masyarakat dari negara berkembang dan negara miskin,” kata dia.
Pada sesi kedua mengenai perkembangan terkini negara anggota baru WTO, Dimitar Bratanov selaku perwakilan WTO di bidang hubungan ekonomi, memaparkan semenjak tahun 1995, negara anggota WTO bertambah sebanyak 36 negara, dengan 10 di antaranya merupakan least developed country. Tercatat, negara anggota WTO saat ini beranggotakan 164 negara.
Pada sesi ini Ketua BKSAP mengingatkan bahwa negara yang ingin bergabung dengan WTO perlu melihat kapasitas negaranya. Dalam beberapa kasus, negara yang yang ingin bergabung diharuskan melakukan perubahan kebijakan dan membuka akses pasar yang diluar kemampuannya.
“Negara anggota WTO perlu memfasilitasi proses integrasi negara baru sesuai dengan kemampuan pembangunan negara tersebut,” kata Nurhayati.
Nurhayati menambahkan Indonesia senantiasa mendukung program-program untuk membantu negara-negera berkembang serta membantu kelompok masyarakat yang kurang mampu sehingga mereka mendapat manfaat dari perdagangan global. Sebagai tokoh yang vokal terhadap pemberdayaan perempuan, Nurhayati menyampaikan rekomendasi kepada forum agar perdagangan global tidak melupakan pentingnya peran perempuan.
“Perempuan tidak hanya sebagai tenaga kerja dan ikut serta dalam aktivitas perekonomian, namun harus turut serta dalam pengambilan keputusan,” kata dia.
Sesi terakhir yang merupakan sesi adoption of statement berlangsung sangat menarik. Dratt statement tersebut berisi pentingnya peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, perempuan, dan anak muda dalam sistem perdagangan global. Selain itu, negara anggota juga sepakat untuk menciptakan kebijakan yang mendorong UMKM dan negara miskin agar lebih terlibat dalam rantai nilai global (global value chain). Draft statement juga berisi ucapan selamat untuk Afghanistan yang menjadi anggota terbaru WTO yang ke 164.