DPR Dorong Peningkatan Kerja Sama Indonesia - Pakistan

Fabiola Febrinastri
DPR Dorong Peningkatan Kerja Sama Indonesia - Pakistan
Bamsoet menerima Duta Besar Pakistan untuk Indonesia H.E. MR. Mohammad Aqil Nadeem, di ruang kerja Pimpinan DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (24/4/18). (Sumber: Istimewa)

Indonesia dan Pakistan berperan menjaga dan memelihara perdamaian dunia.

Suara.com - Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo (Bamsoet) meminta memorandum of understanding (MoU) yang telah ditandatangani pemerintah Indonesia dengan Pakistan pada Januari 2018 dapat segera terealisasi dan membawa manfaat positif. Dalam kunjungan Presiden Joko Widodo ke Pakistan, disepakati peningkatan kerja sama di bidang energi, perdagangan, pelatihan diplomatik, dan kerja sama protokol.

“Saya yakin, pelaksanaan MoU tersebut dapat membawa efek positif bagi peningkatan hubungan Indonesia-Pakistan. DPR siap menjembatani apabila masih ada hal yang perlu diselesaikan antara pemerintah Pakistan dengan Indonesia,” ujar Bamsoet, sapaan akrabnya, saat menerima Duta Besar Pakistan untuk Indonesia H.E. MR. Mohammad Aqil Nadeem, di ruang kerja Pimpinan DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (24/4/18).

Bamsoet menuturkan, Pakistan sebagai negara Republik Islam mempunyai hubungan emosional dan ikatan sejarah yang kuat dengan Indonesia sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar dunia. Sebagai bagian dari masyarakat internasional, Indonesia dan Pakistan punya peran besar dalam menjaga dan memelihara perdamaian dunia. Khususnya dalam mengatasi masalah terorisme yang hingga kini masih menjadi isu internasional.

“Bapak pendiri Bangsa Pakistan, Muhammad Ali Jinnah dan Bapak Pendiri Bangsa Indonesia, Soekarno, telah menjalin persahabatan sejak kedua bangsa berjuang memperolah kemerdekaan. Kedua negara juga menjadi pelopor Konferensi Asia Afrika tahun 1955 di Bandung, bersama Myanmar, Sri Lanka dan India. Ini menjadi bukti kuatnya hubungan kedua bangsa dalam menciptakan perdamaian dunia,” terang Bamsoet.

Bamsoet juga mengapresiasi meningkatnya nilai perdagangan Indonesia-Pakistan. Tahun 2015, nilai perdagangan kedua negara tercatat USD 2,164 miliar, pada 2016, meningkat menjadi USD 2,175 miliar, dan tahun lalu melonjak mencapai USD 2,639 miliar.

“Melalui 4 MoU yang telah ditandatangani antara pemerintah Indonesia dan Pakistan di Islamabad pada Januari 2018, saya yakin nilai perdagangan kedua negara akan melonjak signifikan tahun ini,” harap politisi Partai Golkar itu.

Mantan Ketua Komisi III DPR RI ini juga minta Dubes Pakistan untuk tidak hanya memperkuat hubungan kedua negara di tingkat bilateral saja. Hubungan di tingkat multilateral pun, seperti forum D-8, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Gerakan Non-Blok, serta berbagai forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) perlu ditingkatkan lagi.

DPR RI akan mendukung Pakistan untuk mendapatkan status observer di ASEAN's Inter-Parliamentary Assembly (AIPA).

“DPR RI akan memberikan dukungan bagi Pakistan untuk menjadi observer di AIPA. Status tersebut akan memperkuat babak baru hubungan Pakistan dengan parlemen di negara-negara ASEAN. Kami juga berharap, pemerintah Pakistan mendukung pencalonan Indonesia menjadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB periode 2019-2020,” ujar Bamsoet.

Ia mengaku memahami kondisi dalam negeri Pakistan yang masih menghadapi sengketa perbatasan wilayah dengan India di wilayah Jammu Kashmir. Dunia internasional melaporkan, setidaknya Pakistan dan India sudah tiga kali terlibat perang yang menimbulkan banyak korban jiwa.


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI