Komisi IX Soroti Masalah Kematian Bayi dan Gizi Buruk di Babel

Fabiola Febrinastri
Komisi IX Soroti Masalah Kematian Bayi dan Gizi Buruk di Babel
Anggota Komisi IX DPR RI, Okky Asokawaty. (Sumber: Istimewa)

Kematian bayi mencapai 14 bayi per 10 ribu kelahiran.

Suara.com - Anggota Komisi IX DPR RI, Okky Asokawaty, menyoroti angka kematian bayi dan masalah gizi buruk (stunting) di Provinsi Bangka Belitung (Babel). Berdasarkan data profil kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Babel, angka kematian bayi dan balita (Akaba) di Kabupaten Belitung paling tinggi.

“Kematian bayi mencapai 14 bayi per 10 ribu kelahiran, kemudian balita 12 anak per 1000 anak. Bila hal ini dibiarkan berlarut-larut, program generasi emas 2035 yang telah dicanangkan pemerintah tidak akan tercapai,” ungkap Okky, di sela-sela kunjungan kerja Komisi IX dan  diskusi dengan jajaran Pemkab Belitung, di Kantor Bupati Belitung, Lesung Batang, Babel, Rabu (2/5/2018).

Menurut Politisi PPP itu, tingginya angka kematian tersebut berhubungan dengan persentase cakupan kunjungan ibu hamil yang rendah dan kurangnya bidan yang memiliki kompetensi. Ia juga mempertanyakan evaluasi program 1000 hari kehidupan hingga intervensi pihak terkait dalam menekan kasus stunting di Belitung.

“Di Belitung ini belum ada klinik Therapeutic Feeding Centre (TFC). Bagaimanapun, kurang gizi, walaupun satu orang, harus diperhatikan secara serius,” ujarnya.

Sementara di tempat yang sama, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Belitung, Suhandri, mengatakan, program 1000 hari kehidupan sudah dilaksanakan. Siklus mulai terjadi kehamilan hingga pasca melahirkan pun telah dikawal.

“Selama menyusui, ada program pemberian ASI eksklusif dan promosi menyusui terhadap ibu, sehingga ibu tidak memberikan makanan pengganti ASI sebelun usia enam bulan,” ungkap Kadinkes.

Tak berhenti sampai di situ, lanjutnya, dalam menekan angka stunting, balita dimonitor melalui Posyandu. Di usia anak sekokah pun dilakukan imunisasi, program pemberian makanan tambahan, dan pemberian tablet zat besi.

“Semua itu kami kawal dalam menghadapi permasalahan kesehatan yang semakin kompleks,” tutupnya.


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI