DPR Minta Polri Terapkan Pengamanan Maksimum bagi Napi Teroris

Fabiola Febrinastri
DPR Minta Polri Terapkan Pengamanan Maksimum bagi Napi Teroris
Ketua DPR RI Bambang Soesatyo di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (19/1/2018). [Suara.com/Dian Rosmala]

Polri melakukan "soft approach."

Suara.com - Mereka melakukan soft approach, anggota Brimob yang tewas dalam kerusuhan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Selasa (8/5/2018) malam. DPR mendorong pimpinan Polri melakukan evaluasi sistem pengamanan narapidana teroris dan merekomendasikan pemberlakuan pengamanan ekstra maksimum.

DPR juga mengapresiasi dan memberikan ancungan jempol kepada Polri yang berhasil melakukan tindakan tepat atas drama penyenderaan 36 jam yang dilakukan terpidana teroris. Mereka melakukan soft approach, yang akhirnya sandera dibebaskan nyaris tanpa korban jiwa dan mengevakuasi 155 terpidana teroris ke LP Pasir Putih Nusa Kambangan.

Pendekatan  yang dilakukan Polri terhadap 156 teroris bersenjata, pantas diberikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi, mengingat 5 korban tewas secara mengenaskan ada di pihak Polri dan Polri mampu menahan diri dari kemarahan. Pimpinan DPR dan semua jajaran tetap mengikuti perkembangan pasca para penyandera.

Belajar dari peristiwa ini, DPR mendorong Polri memberlakukan pengamanan ekstra maksimum kepada para napi teroris, dengan menutup kesempatan kepemilikan atau penguasaan alat sesederhana apa pun yang dapat digunakan untuk membobol rutan atau mengancam para petugas.

Fakta bahwa lima korban tewas akibat luka bacokan senjata tajam tentu  akan memunculkan pertanyaan; dari mana atau bagaimana prosesnya sehingga para napi teroris bisa memiliki atau menguasai senjata tajam? Masalah ini tentu harus diselidiki, siapa yang membawa dan memberikan senjata tajam kepada para napi?

Penguasaan senjata tajam oleh para napi teroris menjadi pertanda bahwa sel para teroris di Rutan Mako Brimob belum menerapkan standar pengamanan ekstra maksimum. Padahal, standar pengamanan ekstra maksimum diperlukan untuk membatasi interaksi napi dengan rekan mereka atau jaringan sel-sel teroris di luar rutan.

Pengamanan ekstra maksimum juga mewajibkan para keluarga atau rekan para napi membatasi barang-barang bawaan saat berkunjung dan berdialog dengan para napi.


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI