Di Tengah Reses, Imam Suroso Gelar Sosialisasi Perlindungan TKI

Fabiola Febrinastri
Di Tengah Reses, Imam Suroso Gelar Sosialisasi Perlindungan TKI
Anggota Komisi IX DPR, Imam Suroso. (Sumber: Istimewa)

"Pengiriman TKI bisa berdampak positif bagi peningkatan devisa."

Suara.com - Anggota Komisi IX DPR, Imam Suroso, dalam mengisi kegiatan masa resesnya menggelar Sosialisasi Penempatan dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI), di Kecamatan Gembong, Pati, Jawa Tengah, Rabu (9/5/2018).

Acara yang bertema "Peluang Kerja Luar Negeri dan Migrasi Aman" ini diikuti oleh sekitar 200 calon TKI, mantan TKI dan keluarga TKI, menghadirkan pejabat BNP2TKI, APJATI Jateng, Kemnakertrans Provinsi Jateng, dan Camat Gembong, Cipto Mangun Oneng.

Dalam kesempatan ini, dia mengatakan, kesempatan kerja di Pati sangat terbatas sehingga sosialisasi ini diharapkan akan membuka peluang kerja. Dia sepakat, mantan TKI dari Jepang maupun Korea bisa membuka usaha atau berwirausaha di Indonesia, sehingga membuka lapangan usaha di Tanah Air.

"Intinya, kita ingin pengiriman TKI bisa berdampak positif bagi peningkatan devisa, peningkatan kesejahteraaan masyarakat tanpa ada hal-hal yang merugikan TKI," tandas Politisi PDI Perjuangan ini.

Kepedulian wakil rakyat yang akrab dipanggil Mbah Roso ini tidak hanya ditunjukkan dalam kata-kata, tapi kerja nyata. Ketika ada TKI yang diancam hukuman mati, baik dalam kasus kriminal maupun narkoba, dia langsung bertindak dengan bekerja sama dengan Kemenlu dan BNP2TKI.

Selaku anggota DPR yang mempunyai tugas legislasi, pengawasan dan anggaran, Imam menyatakan, pihaknya selalu memperjuangkan pekerja migran. Anggaran BNP2TKI tahun lalu Rp 300 miliar,  dan tahun ini meningkat menjadi Rp 400 miliar.

"Ini akan kita kawal, kita awasi supaya makin maju untuk kepentingan rakyat," jelasnya.

Kepedulian lainnya kepada peningkatan kesejahteraan pekerja migran juga ditunjukkan selama sehari penuh mengunjungi mitra kerja binaan mantan TKI di Malaysia dan Korea yang sukses berwirausaha dan membuka lapangan kerja di desanya.

Ada Bang Udin, yang membuka usaha jamur kini beromset Rp 30 juta per bulan dengan tenaga kerja 25 orang. Kemudian yang cukup fantastis, Hadi, mantan TKI di Korsel, yang memiliki peternakan ayam dengan 47 kandang, mampu menyerap ratusan pekerja dan omsetnya mencapai miliaran rupiah.

"Ini beberapa contoh pembinaan pekerja migran yang sukses. Obsesi saya, program ini ditingkatkan, sehingga kita tak perlu kirim TKI keluar negeri. Mantan TKI bisa berwirausaha membantu angkatan kerja akan terus bertambah," pungkas Mbah Roso.


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI