Kebijakan Fiskal Berperan Penting dalam Perekonomian Nasional

Fabiola Febrinastri
Kebijakan Fiskal Berperan Penting dalam Perekonomian Nasional
Bamsoet, saat menjadi keynote speech dalam Diskusi Publik "Langkah Strategis Fiskal Moneter: Membangun Optimisme Ekonomi Indonesia", yang diselenggarakan Depinas Sentra Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) di Jakarta, Selasa (5/6/2018). (Sumber: Istimewa)

Dampak defisit anggaran dapat mengganggu inflasi.

Suara.com - Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo (Bamsoet), menegaskan, kebijakan fiskal dan moneter memiliki peran penting dalam geliat perekonomian nasional. Keduanya harus mampu berkoordinasi dengan baik demi tercapainya stabilitas ekonomi.

"Koordinasi kebijakan ekonomi, khususnya fiskal dan moneter, menjadi isu yang sangat penting akhir-akhir ini. Krisis ekonomi atau keuangan masih sering menghantui, baik di negara maju ataupun sedang berkembang," ujar Bamsoet, saat menjadi keynote speech dalam Diskusi Publik "Langkah Strategis Fiskal Moneter: Membangun Optimisme Ekonomi Indonesia", yang diselenggarakan Depinas Sentra Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) di Jakarta, Selasa (5/6/2018).

Hadir sebagai pembicara lain, Ketua Wantimpres, Sri Adiningsih, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, Dirut Bursa Efek Indonesia, Tito Sulistio, Ketua Kadin Indonesia, Rosan P Roeslani, anggota komisi IX DPR,  Ahmadi Noor Supit, dan Mukhamad Misbakhun.

Bamsoet menggambarkan hubungan kebijakan moneter dan fiskal, yang diantaranya terlihat dalam dampak defisit anggaran yang dapat mengganggu inflasi. Bagi pembuat kebijakan fiskal dan moneter yang terlalu ketat dapat berdampak buruk terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja, sehingga tidak adanya koordinasi antara kedua kebijakan tersebut dapat berdampak negatif terhadap stabilitas makro dan pertumbuhan ekonomi.

"Implikasi dari kedua kebijakan tersebut seringkali saling tidak terkait, bahkan bertentangan, sehingga dapat mengakibatkan hasil dari masing-masing kebijakan menjadi tidak optimal. Koordinasi antar kedua kebijakan tersebut sangat penting dalam pengelolaan ekonomi, agar bauran kebijakan dapat memberikan dampak optimal dalam perekonomian," papar Bamsoet.

Bamsoet menuturkan, gelombang globalisasi telah membawa pasar keuangan terintegrasi secara global, sehingga pada gilirannya, meningkatkan arus perdagangan barang dan jasa. Di sisi lain, adanya liberalisasi ekonomi telah membuat ekonomi dunia juga semakin kompleks dan volatilitas keuangan semakin tinggi.

Akibatnya, para pelaku ekonomi menghadapi resiko yang semakin meningkat.

"Otoritas ekonomi dihadapi dengan masalah dan tantangan yang semakin berat dalam menjaga stabilitas ekonomi makro maupun sistem keuangan. Koordinasi fiskal dan moneter yang baik sudah menjadi keharusan," kata Bamsoet.

Wakil Ketua Umum SOKSI ini memaparkan, tema kebijakan fiskal 2018 adalah "Pemantapan Pengelolaan Fiskal untuk Mengakselerasi Pertumbuhan yang Berkeadilan". Untuk menjalankannya terdapat tiga strategi fiskal yang dapat digunakan.

"Strategi pertama, optimalisasi pendapatan negara dengan tetap menjaga iklim investasi. Kedua, efisiensi belanja dan peningkatan belanja produktif untuk mendukung program prioritas, dan ketiga, mendorong pembiayaan yang efisien inovatif dan berkelanjutan. Tentunya DPR akan ikut mengawasi pencapaian target fiskal tersebut," tegas Bamsoet.


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI