Komisi VII Kunjungi Pembangunan Kilang Baru di Tuban

Fabiola Febrinastri
Komisi VII Kunjungi Pembangunan Kilang Baru di Tuban
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Ridwan Hisjam. (Dok: DPR)

Kilang ini nantinya akan menjadi kebanggan Indonesia.

Suara.com - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Ridwan Hisjam menyatakan, warga penggarap lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di Desa Wadung Mentoso, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, yang lahannya dijadikan lokasi kilang minyak New Grass Root Refinery (NGRR), akan mendapatkan tali asih dalam waktu dekat. Perusahaan patungan Pertamina dengan Rosneft (Rusia) yang melaksanakan proyek ini, kini tengah menyelesaikan proses pembebasan lahan.

“Pertamina dan perbankan telah menyiapkan tali asih dan diharapkan sudah menyiapkan rekening, sehingga masyarakat bisa menikmati ganti untung  dalam waktu dekat ini. Nilainya sudah ditetapkan berdasarkan hitungan,” ungkap Ridwan, saat memimpin Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI di Kantor Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) Tuban, Jawa Timur, Sabtu (9/3/2019).

Ridwan menambahkan, proyek pembangunan kilang baru ini cukup besar, sehingga membutuhkan lahan yang cukup besar juga, berkisar 800 ha. Namun lahan tanah yang tersedia baru setengahnya, di antaranya berasal dari lahan pemerintah melalui KLHK, sehingga ada kemungkinan opsi akan dilakukan reklamasi untuk memenuhi kekurangan lahan tersebut.

“Kami dari Komisi VII DPR minta agar pemerintah, dalam hal ini Pertamina, dapat melakukan peletakan batu pertama agar proyek ini segera dimulai, sehingga masyarakat Indonesia dapat meninkmati kilang-kilang baru di Indonesia. Selain di sini, ada satu lagi yaitu kilang di Bontang, yang kita harapkan akan menjadi kilang baru di Indonesia,” ungkapnya.

Baca Juga: Ketua DPR Apresiasi Penghargaan Parliament of The Year

Politisi Partai Golkar ini menyatakan optimistis, kilang ini nantinya akan menjadi kebanggan Indonesia. Ridwan memastikan, pihaknya akan mendukung dalam upaya memenuhi pasokan energi nasional, dan ditargetkan proyek kilang baru ini pada 2025 sudah bisa beroperasi.

Sebagaimana diketahui, kilang baru ini diperkirakan mampu memproduksi bensin 80 ribu barel per hari (bph), solar 99 ribu bph, dan Avtur 26 ribu bph. Sedangkan untuk produk baru petrokimia adalah polipropilen 1,3 juta ton per tahun, polietilen 0,65 juta ton per tahun, stirena 0,5 juta ton per tahun dan paraksilen 1,3 juta ton per tahun.


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI