Tingkatkan Daya Saing, Bamsoet Dukung Techno Park Pelalawan
Tidak selamanya perekonomian bergantung kepada eksplorasi sumber daya alam.
Suara.com - Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo menyambut baik pengembangan kawasan Techno Park di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Selain berfungsi sebagai pusat keunggulan kerja sama antara pemerintah pusat dan daerah dengan swasta dan perguruan tinggi, techno park juga bisa meningkatkan daya saing Indonesia di kancah dunia.
"Tidak selamanya perekonomian bergantung kepada eksplorasi sumber daya alam. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) juga harus diselaraskan agar pembangunan berbasis sumber daya alam juga fokus kepada keberlanjutan," ujar Bamsoet, saat menerima Bupati Kabupaten Pelalawan, H.M. Harris dan jajaran pemerintah daerah Kabupaten Pelalawan, di ruang kerja Ketua DPR, Jakarta, Senin (18/3/19).
Beberapa pejabat pemerintah daerah Kabupaten Pelalawan yang hadir, antara lain Kepala BAPPEDA, Syahrul Syarif, Kepala Dishub Syafruddin Plt Kepala Dinas Kominfo, Hendry Gunawan, Kepala Dinas PUPR, Hasan Tua Tanjung, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Syamsul Anwar dan Kepala Dinas KUKM dan Perindag, Fakhrizal.
Dalam pertemuan tersebut, Bupati Pelalawan menjelaskan keberadaan Pelalawan Techno Park seluas 3.574 hektare, sebagai 1 dari 5 techno park percontohan dan terluas di Indonesia. Fasilitas ini dibangun oleh Pemerintah Daerah Pelalawan bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), yang mana Pelalawan Techno Park akan fokus pada hilirisasi kelapa sawit Indonesia, sehingga diarahkan menjadi Palm Oil Valley Indonesia.
Baca Juga: Bambang Soesatyo: DPR Perhatikan Kesejahteraan Tenaga Honorer
"Semangat ini juga sebagai bagian dari pengembangan industri berbasis berkelanjutan. Besarnya potensi kelapa sawit di Indonesia dengan turunannya, yang diperkirakan mencapai 305 lebih produk, bisa dikembangkan lebih lanjut di Pelalawan Techo Park, seperti pengolahan limbah cair sawit menjadi alga, yang bisa memberikan dampak ganda bagi perekonomian lokal dan petani sawit," tutur Harris.
Ia menambahkan, dari 7 zona yang direncanakan terdapat di Pelalawan Techno Park, 3 zona diantaranya sudah berjalan, yaitu zona pendidikan berupa Sekolah Tinggi Teknologi Pelalawan (ST2P), yang nantinya akan diubah menjadi Sekolah Tinggi Teknologi Kelapa Sawit Indonesia (STT KSI).
Kedua, zona riset dengan Pusat Edukasi Entrepreneurship Kelapa Sawit oleh PPKS Medan, dan ketiga, zona industri dengan berlangsungnya aktivitas penumbuhan Pengusaha Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) melalui kegiatan inkubasi teknologi dan bisnis.
Legislator Partai Golkar Dapil VII Jawa Tengah yang meliputi Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara dan Kebumen ini mendukung upaya pengambangan turunan olahan dari kelapa sawit, terutama untuk dijadikan bahan bakar ramah lingkungan dan berkelanjutan. Hal ini dinilai bisa mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap bahan bakar fosil yang sulit diperbaharui.
"Sejak September 2018, pemerintah terus memperluas mandatori biodiesel 20 persen (B20) kepada non public service obligation. Trennya cenderung meningkat. Di awal tahun 2019 sudah mencapai 552 ribu ton atau naik 9 persen dibanding Desember 2018. Setelah B20, Pelalawan Techno Park harus bergegas bisa menghasilkan B30. Memang benar, potensi turunan kelapa sawit sangat besar sekali dan prospek ekonomi bagi masyarakat juga sangat besar," terang Bamsoet.
Baca Juga: Bambang Soesatyo Jadi Best Parliamentarians 2019
Selain sebagai sarana kolaborasi teknologi antara pemerintah dengan swasta dan perguruan tinggi, Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini juga mendorong dijadikannya Pelalawan Techno Park sebagai kawasan wisata edukasi terpadu, sehingga bisa mendatangkan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar, dari mulai jasa transportasi, penginapan, aksesoris, sampai dengan makanan dan minuman.