Ketua DPR : Holding dan Super Holding BUMN Perlu Tingkatkan Kinerja

Fabiola Febrinastri | Dian Kusumo Hapsari
Ketua DPR : Holding dan Super Holding BUMN Perlu Tingkatkan Kinerja
Ketua DPR, Bambang Soesatyo. (Dok : DPR).

Ini menjadi tantangan tersendiri bagi Presiden Joko Widodo, yang memasuki tahun kedua pemerintahan.

Suara.com - Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo ingin agar Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi pionir dalam pembangunan dan perekonomian nasional dan tidak berhenti melakukan terobosan meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaannya. Ia berharap, total aset BUM,  yang sampai 31 Desember 2018 mencapai Rp 8.092 triliun bisa ditingkatkan menembus Rp 10.000 triliun lebih.

“Tren peningkatan aset BUMN sudah cukup bagus. Di tahun 2017 mencapai Rp 7.210 triliun dan di 2018 mencapai Rp 8.092 triliun. Namun demikian, DPR ,melalui Komisi VI dan XI sebagai mitra kerja BUMN mendorong BUMN tidak berpuas diri atas peningkatan nilai aset tersebut. Masih ada pekerjaan rumah penting yang perlu dilakukan untuk menembus nilai aset mencapai Rp 10.000 triliun, salah satunya dengan membentuk holding dan super holding," tuturnya, saat menjadi keynote speaker dalam "Teropong BUMN Award 2019", di Jakarta, Jumat (10/5/19).

Khusus mengenai isu holding dan super holding ini, Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini mengingatkan, kedua hal tersebut adalah isu lama sejak pemerintahan di masa lampau yang belum juga terealisasi. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi Presiden Joko Widodo, yang memasuki tahun kedua pemerintahan.

“Sebelum melaksanakan perubahan besar ini, pemerintah hendaknya terlebih dahulu mengkaji dampak positif dan negatifnya secara seksama. Sisi positif pembentukan holding dan super holding diantaranya akan memperkuat struktur permodalan, meningkatkan daya saing BUMN, menciptakan sinergi BUMN serta meningkatkan efisiensi operasi perusahaan," tutur Bamsoet.

Baca Juga: Koalisi Indonesia Adil Makmur Dorong Pembentukan Pansus Pemilu DPR

Namun demikian, Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini menambahkan, potensi risiko yang mungkin muncul juga perlu diwaspadai, seperti ketidaktepatan sektor usaha entitas yang digabungkan dan menurunnya daya saing perusahaan yang sesungguhnya merupakan faktor pendorong kinerja entitas.

"Jangan sampai pembentukan super holding ini malah memperburuk kondisi yang ada saat ini, karena penggabungan usaha sesungguhnya bukanlah sekadar masalah konsolidasi laporan keuangan," tandas Bamsoet.

Legislator Dapil VII Jawa Tengah yang meliputi Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara dan Kebumen ini juga mengingatkan, seiring berkembangnya tuntutan akan keterbukaan, keadilan dan akuntabilitas dalam dunia usaha di era globalisasi dan digitalisasi ini, BUMN semakin dituntut untuk menerapkan prinsip-prinsip transparansi, accountability, responsibility serta fairness dalam sistem tata kelolanya.

“Selain DPR, banyak pihak yang berkepentingan untuk mengawasi pengelolaannya. Tidak hanya pemerintah, tetapi juga masyarakat. Salah satu instrumen yang saat ini dianggap paling efektif dalam melaksanakan pengawasan oleh masyarakat adalah media massa. Melalui fungsi informasinya, media massa menyebarkan informasi kepada masyarakat," terang Bamsoet.

Karenanya, Dewan Pakar KAHMI ini mengapresiasi Teropong BUMN Award yang telah dua kali diselenggarakan Teropong Senayan, sebagai upaya media dalam menjalankan fungsi pengawasannya. Selain itu, even ini juga merupakan wujud dari upaya Teropong Senayan dalam membangun relasi yang positif dengan badan usaha milik negara.

Baca Juga: Ittama DPR Berikan Bimtek Pelaksanaan Penilaian Mandiri

“Selamat kepada yang terpilih menerima penghargaan dari 9 kategori. Dengan adanya even semacam ini, kami harapkan BUMN akan lebih terpacu untuk meningkatkan kinerjanya, yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan kinerja perekonomian nasional," pungkas Bamsoet. 


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI