Nurhayati Ali Assegaf : Kebijakan Air Bersih dan Sanitasi harus Diperkuat
![Nurhayati Ali Assegaf : Kebijakan Air Bersih dan Sanitasi harus Diperkuat](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/09/05/88681-dpr.jpg)
Akses untuk air bersih harusnya dimulai dari pola kebersihan.
Suara.com - Air bersih dan sanitasi yang layak merupakan daftar keenam dari 17 goals dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), yang menjadi salah satu isu yang dibahas dalam agenda World Parliamentary Forum on Sustainable Development (WPFSD) ke-3. Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR, Nurhayati Ali Assegaf mendorong agar kebijakan terhadap air bersih dan sanitasi dapat diperkuat.
Hal tersebut ia sampaikan ketika ditemui Parlementaria, usai mengikuti agenda rapat kedua WPFSD ke-3 di Badung, Bali, Rabu (4/9/2019).
Politisi Partai Demokrat ini yakin, jika pemerintah dan parlemen saling bersinergi dalam segi kebijakan dan anggaran, target TPB atau Sustainable Development Goals (SDGs) akan lebih mudah dicapai.
“Saya kira, DPR harus terus mendukung budget mainstreaming SDGs. Semua anggaran itu mainstream ke SDGs untuk menghilangkan inequality yang sekarang lebih banyak lagi diusahakan oleh pemerintah sebagai prioritas. Pembangunan sumber daya manusia tidak akan berhasil tanpa tersedianya air bersih, sanitasi, dan higienis,” urainya.
Baca Juga: DPR Revisi UU KPK, Pimpinan Hingga Penyidik Bakal Diawasi
Nurhayati juga minta masyarakat Indonesia dan dunia untuk sadar dan menciptakan pola kebersihan bagi dirinya sendiri terhadap lingkungan, agar akses air bersih dapat terjaga untuk mencapai target SDGs 2030. Memang saat ini, akses air bersih masih sangat sulit didapatkan, terutama di negara-negara dalam kategori Developing Country dan Least Developed Country.
“Akses untuk air bersih harusnya dimulai dari pola kebersihan. Tidak lagi membuang sampah di DAS, karena tidak saja mereka menggunakan itu untuk minum dan sebagainya. Hal ini yang penting, infrastruktur pembangunan untuk akses air bersih penting sekali untuk masyarakat,” imbuhnya.
Politisi dapil Jawa Timur V ini juga mendesak para pengembang properti untuk turut berpartisipasi mewujudkan target dari TPB 2030, dalam hal menciptakan akses air bersih dan sanitasi yang layak. Misalnya dengan menciptakan teknologi terbaru untuk menyalurkan air bersih dan menghindarkan penggunaan air tanah dalam kehidupan rumah tangga.
“Sekarang kan mulai ada perkembangan teknologi, dimana kalau kita lihat di Indonesia sudah banyak penyulingan dengan mesin-mesin kecil. Yang kita harapkan tidak hanya itu, tetapi masyarakat, khususnya property development tidak lagi menggunakan air tanah supaya semua bisa mendapatkan air bersih,” ujarnya.
Baca Juga: Tak Dibacakan saat Paripurna, 10 Fraksi DPR Setuju Revisi UU KPK