Komisi IX Konsisten Minta BPJS Tak Naikkan Iuran Kelas III

Fabiola Febrinastri | Dian Kusumo Hapsari
Komisi IX Konsisten Minta BPJS Tak Naikkan Iuran Kelas III
Suasana Komisi IX DPR rapat kerja dengan Menteri Kesehatan. (Dok : DPR).

Komisi IX juga minta pihak BPJS Kesehatan untuk segera menyelesaikan tunggakan klaim rumah sakit di seluruh Indonesia.

Suara.com - Komisi IX DPR RI tetap konsisten terhadap hasil kesimpulan Rapat Kerja Gabungan Komisi IX dan Komisi XI DPR RI dengan Menteri Koordinator bidang PMK, Menteri Kesehatan, Menteri Sosial, Menteri PPN/Kepala Bappenas,Ketua DJSN, Dirut BPJS Kesehatan yang digelar pada 2 September 2019 lalu. Saat itu, disepakati untuk tidak menaikkan premi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU) dan Bukan Pekerja (BP) kelas III.

"Kenaikan iuran tersebut justru akan semakin membebani masyarakat yang berpenghasilan rendah. Untuk itu, kami minta Kementerian Kesehatan melakukan langkah-langkah yang diperlukan dalam rangka mencari pembiayaan terhadap selisih kenaikan iuran JKN bagi peserta PBPU dan BP Kelas III," ungkap Wakil Ketua Komisi IX DPR, saat membacakan salah satu kesimpulan rapat di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Jumat (8/11/2019) dini hari. 

Pihaknya juga minta Kementerian Kesehatan bersama dengan Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Sosial dan BPJS bidang Kesehatan untuk menyelesaikan data cleansing terhadap 98,8 juta data Penerima Bantuan Iuran (PBI) karena exclusion error dan inclusion error dalam penetapan PBI.

"Kami mendesak BPJS Kesehatan dan pemerintah untuk memfinalisasi data cleansing sisa data PBI, dan menyerahkan data kepesertaan PBI APBN seluruh Indonesia selambat-lambatnya tanggal 18 Desember 2019," ungkap politisi Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.

Baca Juga: Prabowo Rapat Perdana dengan Komisi I DPR, Bicara Apa Saja?

Selain itu, Komisi IX mendesak pemenuhan hak jaminan sosial terhadap banyaknya Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri  (PPNPN) yang belum tergabung dalam jaminan sosial.

"Semua masyarakat memiliki hak yang sama dalam mendapat jaminan sosial, maka kami mendesak DJSN untuk berkoordinasi dengan instansi terkait dalam mencari penyelesaian pemenuhan hak jaminan sosial bagi PPNPN," tegasnya. 

Komisi IX juga minta pihak BPJS Kesehatan untuk segera menyelesaikan tunggakan klaim rumah sakit di seluruh Indonesia.

"Selain penyelesaian tunggakan di RS, kami juga minta Kemenkes untuk merevisi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2007 tentang Akreditasi Rumah Sakit khususnya terkait dengan keharusan lembaga akreditasi untuk berafiliasi dengan lembaga ISQua (International Society for Quality in Health Care)," tuturnya. 

Rapat kerja yang selesai pukul 02.00 dini hari itu juga mendesak BPJS Kesehatan untuk me-reviw Peraturan BPJS Nomor 6 Tahun 2018 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pembayaran Peserta Perorangan BPJS Kesehatan, agar tidak ada keharusan untuk mendaftarkan seluruh anggota keluarga dalam 1 Kartu Keluarga. 

Baca Juga: Jelang 1 Desember, Komisi I DPR Minta TNI dan Polri Jaga Keamanan Papua

Komisi IX kerap mendapat aduan terkait kuranganya kamar untuk peserta BPJS. Untuk itu, Komisi IX minta Kemenkes untuk meningkatkan jumlah tempat tidur Kelas III di Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL).


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI