Komisi I : Pindad Berpotensi Jawab Tantangan Kebutuhan Alutsista
PT. Pindad telah sukses memproduksi berbagai senjata ringan.
Suara.com - Anggota Komisi I DPR RI, Junico BP Siahaan optimistis, PT. Perindustrian Angkatan Darat (Pindad) memiliki potensi sangat besar baik dari segi kapasitas produksi, maupun Sumber Daya Manusia (SDM), dan teknologi untuk menjawab tantangan-tantangan kebutuhan alat utama sistem senjata (alutsista) ke depan. Nico, sapaan akrab Junico menambahkan, PT. Pindad juga sudah mempunyai produk alutsista yang sudah teruji di berbagai kompetisi, bahkan hingga tingkat internasional.
"Artinya, baik dari segi amunisi, senjata, maupun personel memang kita punya kapasitas untuk bisa menjadi perusahaan yang disegani untuk alutsista dan inilah yang kita harapkan. Kami rasa, kita punya harapan yang tinggi terhadap Pindad dan semua industri strategis pertahanan lainnya untuk bisa mengembangkan potensi menjadi perusahaan yang disegani di seluruh dunia," jelas Nico, usai memimpin Kunjungan Kerja Spesifik Komisi I DPR RI ke PT. Pindad, di Bandung, Jawa Barat, Jumat (22/11/2019).
Lebih lanjut politisi PDI-Perjuangan ini menuturkan, PT. Pindad bersama Litbang Kementerian Pertahanan, saat ini sudah melakukan pengembangan senjata-senjata lainnya untuk ke depan, baik untuk menghadapi cyberwarfare, peralatan yang berkaitan dengan drone, pesawat tanpa awak, dan sebagainya.
Hal ini dilakukan untuk menjawab tantangan alutsista ke depan. Untuk itu, Komisi I DPR berharap Litbang Kemhan bersama PT. Pindad dapat terus mengembangkan dan memproduksi alutsista yang modern.
Baca Juga: DPR Minta Sistem Kelistrikan di Lampung Ditingkatkan
“Bukan hanya untuk kebutuhan dalam negeri, tapi juga luar negeri. Untuk membuktikan bahwa Indonesia mempunyai sebuah brand perusahaan alutsista yang teruji kualitasnya. Ini merupakan sebuah peluang yang tinggi bagi PT. Pindad. Apalagi ditambah kita punya Menteri Pertahanan baru, yang punya pandangan terhadap pengembangan industri pertahanan dalam negeri sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan,” pungkas legislator dapil Jawa Barat I ini.
Senada dengan Nico, anggota Komisi I DPR, Fadli Zon mengapresiasi PT. Pindad sebagai perusahaan yang memproduksi kebutuhan alutsista. Menurutnya, sebagai salah satu industri alat utama, PT. Pindad telah sukses memproduksi berbagai senjata ringan dan kendaraan tempur yang juga sudah digunakan TNI dan Polri, untuk itu patut diprioritaskan dalam hal pengadaan alutsista.
"Saya menilai, PT. Pindad sudah sangat maju dan canggih. Saya kira semua teman-teman di Komisi I DPR sepakat mendukung PT. Pindad sehingga bisa menghasilkan alutsista yang lebih canggih dan kompetitif dibanding negara-negara lain, jadi kita tidak harus melakukan impor lagi," tandas politisi partai Gerindra itu.
Sejalan dengan itu, ia menegaskan untuk terus mendukung produksi dalam negeri yang dalam hal ini dilakukan oleh PT. Pindad untuk menjadi salah satu pilar utama alutsista ke depan.
"Saya kira kita juga sudah menyaksikan kendaraan-kendaraan tempur yang sudah diproduksi dan bahkan juga dipakai pasukan keamanan PBB. Di Lebanon misalnya, tahun lalu saya lihat kendaraan tempur serta persenjataan kita sudah digunakan dan saya kira ini sudah memenuhi standar internasional," tutur legislator dapil Jawa Barat V itu.
Baca Juga: Soroti SKB 11 Instansi Pemerintah Soal ASN, DPR: Gejala Zaman Orba
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT. Pindad, Abraham Mose meminta adanya dukungan industri dalam negeri, dilihat kapasitas produksi PT. Pindad yang cukup besar namun pembelian dari TNI dan Polri masih sedikit di bawah kapasitas. Untuk itu dirinya berharap ke depan TNI dan Polri bisa mengutamakan pembelian kendaraan tempur, senjata, maupun amunisi hasil produksi PT. Pindad.