Fadli Zon : Covid-19 Desak Individu Merubah Aspek Kehidupannya

Fabiola Febrinastri
Fadli Zon : Covid-19 Desak Individu Merubah Aspek Kehidupannya
Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon. (Dok : DPR)

Kementerian Luar Negeri telah melakukan berbagai pendekatan bilateral, regional dan multilateral.

Suara.com - Pandemi Covid-19 mendesak setiap individu untuk merubah aspek kehidupannya. Setiap orang diwajibkan untuk melakukan swakarantina secara sukarela dan menerapkan social dan physical distancing.

Bahkan setiap warga di seluruh dunia sekarang menjadi lebih peduli dengan kebersihan pribadi dan kesehatan daripada sebelumnya. Banyak aktivitas kerja dan agenda rapat yang beralih ke media daring yang menjadikan hal tersebut sebagai rutinitas baru.

Untuk itu, peran parlemen di panggung internasional menjadi hal yang signifikan dalam memperkuat kontak dan komunikasi bilateral dan multilateral dalam bekerja sama melakukan penanganan dampak Virus Corona yang telah menyerang berbagai sektor, baik kesehatan maupun ekonomi dan sosial budaya.

Hal tersebut, disampaikan oleh Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Fadli Zon dalam sesi paparan web seminar dengan tema Peran “Parlemen Dalam Kerja Sama Internasional Untuk Penanggulangan Wabah Covid-19”, Selasa (21/4/2020).

Baca Juga: Larangan Mudik, DPR Minta Akses Transportasi Umum Lintas Provinsi Ditutup

“Saya menghargai Persatuan Parlemen Dunia (Inter-Parliamentary Union) telah memberikan kompilasi tentang bagaimana parlemen mengatasi situasi pandemi sekarang ini. Lebih banyak inovasi dari organisasi parlemen lainnya, seperti AIPA (Asean Inter-Parliamentary Assembly) diharapkan mampu melayani tiap anggotanya selama masa krisis. Saya ingin menyarankan kepada Vietnam, sebagai Presiden AIPA saat ini, untuk mendesak Sekretariat AIPA menemukan langkah inovatif sebagaimana fungsinya,” kata Fadli dalam video conferencenya.

Sebagai persatuan parlemen ASEAN, Fadli menyarankan AIPA untuk tidak hanya berfungsi sebagai platform bertukar informasi secara reguler atau melakukan assembly saja, tetapi juga sebagai pusat informasi Covid-19 di Asia Tenggara dalam penanganan Covid-19 serta dampak terkaitnya.

“Saya juga ingin menyarankan agar kontak dan komunikasi rutin tetap terjalin baik itu dengan Kantor Perwakilan WHO Indonesia dengan BKSAP DPR RI, sebagai sarana untuk mengembangkan pusat Myth-Buster dalam parlemen termasuk untuk memberikan perkembangan terbaru dari penanganan Covid-19 itu sendiri, termasuk juga dalam hal pengembangan vaksin,” imbuhnya.

Menanggapi hal itu, perwakilan WHO Indonesia, Navaratnasamy Paranietharan menyampaikan bahwa potensi sebaran Covid-19 di kawasan Asia Tenggara berpotensi menjadi episentrum baru, jika tidak ada langkah restriktif secara terukur untuk menurunkan kurva sebaran Covid-19 itu sendiri.

Selain itu, terdapat area dari kerjasama dunia dalam mengatasi pandemi diantara memastikan rantai pasokan peralatan kesehatan seperti test kits, pengembangan vaksin, hingga pentingnya melakukan tukar informasi.

Baca Juga: Corona Sudah Menyebar ke Kampung, DPR: Jokowi Telat Larang Warga Mudik

“Yang paling penting sekarang adalah sharing best-practice dan temuan riset dalam situasi kritis seperti sekarang ini, dan best-practice dalam mengontrol sebaran pandemi, seperti dilakukan Korea Selatan sebagai salah satu contoh negara yang berhasil memanage pandemi dengan melakukan controlling, menerapkan banyak rapid test, dan strategi lainnya dengan tetap tidak menerapkan total lockdown, hal seperti itulah yang perlu banyak kita sharing,” ungkapnya dalam sesi pemaparan.


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI