TKA China Masuk Sultra, Wabah Covid-19 Kian Mengkhawatirkan

Fabiola Febrinastri | Dian Kusumo Hapsari
TKA China Masuk Sultra, Wabah Covid-19 Kian Mengkhawatirkan
Anggota Komisi X DPR RI Saleh Partaonan Daulay. (Dok : DPR).

Apalagi penanganan virus Covid-19 belum mereda di Tanah Air.

Suara.com - Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China sudah masuk Sulawesi Tenggara (Sultra). Jumlahnya lumayan signifikan, sebanyak 500 orang.

Ironis, di tengah wabah virus Corona (Covid-19) seperti sekarang justru masuk TKA dari episentrum Covid-19.

Anggota Komisi X DPR RI, Saleh Partaonan Daulay menilai, wabah Covid-19 bisa kian mengkhawatirkan karena para TKA itu potensial membawa virus ke Indonesia.

“Pemerintah diminta mendengarkan dan memenuhi aspirasi DPRD, pemerintah provinsi, dan masyarakat Sulawesi Tenggara, yang dengan tegas menolak masuknya TKA di masa pandemi Covid-19 ini. Apalagi, TKA yang berjumlah 500 orang tersebut diketahui berasal dari China. Hal ini tentu akan menimbulkan perasaan khawatir dan takut di tengah masyarakat,” kata Saleh dalam wawancara via Whatsapp, Kamis (30/4/2020).

Baca Juga: Sembako Telat karena Kemasan, DPR: Tas Bantuan Presiden Bisa Bulan Depan

Pemerintah pusat harus mendengar keluh kesah pemda dan masyarakat Sultra. Aspirasi penolakan itu murni sebagai aspirasi berkenaan dengan penanggulangan Covid-19. Apalagi, penanganan virus Covid-19 belum mereda di Tanah Air.

Grafik penyebarannya masih menunjukkan pertambahan. Orang yang positif Covid-19 semakin banyak, yang meninggal juga semakin banyak.

"Kebijakan pemerintah Indonesia yang memberi izin masuk para TKA itu aneh. Ada kesan bahwa pemerintah sangat inferior jika berhadapan dengan investor asal China. Terkadang, kelihatan Indonesia kurang berdaulat jika sedang memenuhi tuntutan para investor tersebut. Kasus kedatangan TKA asal China di masa pandemi seperti ini bukan sekali ini saja. Tempo hari ada juga puluhan orang TKA asal China yang tiba di Kepulauan Riau. Itu juga menimbulkan polemik dan perdebatan," tutur legislator dapil Sumut II ini.

Menurut Saleh, perlu diperhatikan bahwa WNI saat ini juga banyak yang membutuhkan pekerjaan. Banyak perusahaan dalam negeri yang terpaksa merumahkan para pekerjanya. Di saat-saat seperti ini, penanaman modal asing semestinya menjadi alternatif bagi mereka untuk bekerja.

"Salah satu manfaat investasi asing adalah menciptakan lapangan pekerjaan bagi tenaga kerja lokal. Jika investasi asing justru mempekerjakan TKA, berarti investasi itu tidak memiliki added value," tandas politisi PAN ini. 

Baca Juga: Kritisi Kemasan Bertuliskan Bantuan Presiden, DPR: Mungkin Itu Ulah Menteri


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI