Ramson Siagian : Saya Termasuk yang Tegas Tolak Usulan Cetak Uang

Fabiola Febrinastri
Ramson Siagian : Saya Termasuk yang Tegas Tolak Usulan Cetak Uang
Anggota Komisi XI DPR, Ramson Siagian. (Dok : DPR)

Karena perkembangan realitas dampak ekonomi Covid-19 sangat cepat, pemerintahan Jokowi memberikan berbagai respons.

Suara.com - Awal Januari 2020, masyarakat dan para pemimpin dunia tertegun melihat muncul dan berkembangnya Virus Corona atau Covid-19 di Wuhan, China. Ada yang memberikan simpati, ada yang sekadar tertegun, dan tidak sedikit pemimpin yang kurang waspada, sehingga kurang mempersiapkan strategi pencegahan yang efektif untuk negara masing masing.

Sesudah Covid-19 menyebar di wilayah wilayah tertentu di masing masing negara, barulah para pemimpin tersentak, dengan reaksi yang berbeda beda termasuk di Indonesia.

Respons awal para pemimpin dan masyarakat di berbagai negara di dunia atas merebaknya Covid-19, tahap demi tahap berupaya melakukan berbagai tindakan pencegahan dari sisi displin pemahaman kesehatan (yang mungkin tidak sedikit yang terlambat). Ini antara lain, bertahap melakukan lockdown di wilayah wilayah tertentu di negara masing masing.

Sejak awal Maret 2020, pemerintahan Jokowi memberikan respons, dan proses awalnya tidak sedikit yang membingungkan masyarakat. Upaya pemerintah untuk mencegah penyebaran Covid-19 secara bertahap, antara lain dengan melakukan lockdown di wilayah wilayah tertentu di Indonesia yang disebut PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).

Baca Juga: DPR Minta Mendikbud Buat Skenario Terburuk Tentukan Waktu Tahun Ajaran Baru

Bersamaan dengan berprosesnya respons dari sisi disiplin pemahaman kesehatan, selanjutnya juga berkembang respons dari sisi pemahaman ekonomi. Karena perkembangan realitas dampak ekonomi Covid-19 sangat cepat, pemerintahan Jokowi memberikan berbagai respons.

Menteri Keuangan, OJK, BI, Kadin, juga para anggota DPR ikut memberikan respons terbuka. Ada yang memberikan respons kepanikan dengan berbagai kekhawatiran dampak ekonomi Covid-19 yang berpotensi terjadinya resesi.

Malah ada yang mengemukakan perlunya melakukan Quantitative Easing (QE) dengan mencetak uang sekitar ribuan triliunan rupiah, karena diasumsikan berpotensi terjadi resesi ekonomi dan menyebut nyebut sebagai contoh resesi ekonomi di USA (Amerika Serikat ) pada sekitar 1930-an.


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI