Nurhasan Nilai Pernyataan Menag Mengenai Radikalisme Tidak Tepat

Fabiola Febrinastri | Dian Kusumo Hapsari
Nurhasan Nilai Pernyataan Menag Mengenai Radikalisme Tidak Tepat
Anggota Komisi VIII DPR RI Nurhasan Zaidi. (Dok : DPR).

Nurhasan menilai, asumsi Menteri Agama tersebut tanpa bukti dan pemahaman yang komprehensif.

Suara.com - Anggota Komisi VIII DPR RI, Nurhasan Zaidi menyayangkan pernyataan Menteri Agama, Fachrul Razi yang menyebutkan bahwa paham radikalisme terbentuk dari anak-anak yang mengerti agama, berpenampilan menarik dan berdakwah di masjid-masjid lembaga pemerintahan.

Nurhasan menilai, asumsi Menteri Agama tersebut tanpa bukti dan pemahaman yang komprehensif.

“Apakah salah, jika ada anak 'good-looking' yang hafizh Qur'an, paham bahasa Arab, faqih dalam agama berdakwah di lingkungan pemerintah? Haruskah kita labeli pemuda itu dengan teroris dan radikal? Menteri Agama gagal paham, ini gegabah!" tegas Nurhasan dalam siaran pers kepada Parlementaria, Sabtu (5/9/2020).

Nurhasan menyampaikan, seharusnya Menteri Agama memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas capaian generasi muda bangsa yang memiliki penampilan menarik serta turut serta mengabdikan diri untuk berdakwah memberikan pendalaman mengenai ajaran Islam kepada masyarakat.

Baca Juga: Sejumlah Tenaga Ahli DPR Meninggal saat Musim Covid-19, Begini Kata Forsata

“Berkali-kali Menteri Agama melakukan blunder yang menyakiti umat Islam. Harusnya kita bangga bahwa generasi muda bangsa yang 'good looking' mulai banyak yang mau mengabdikan dirinya berdakwah. Ini cukup menginspirasi, jangan malah di-generalisir sebagai modus penyebaran radikalisme tanpa dasar,” kritik Nurhasan.

Politisi Fraksi PKS ini sangat menyesalkan kejadian tersebut dan meminta Menteri Agama segera meminta maaf dan mengklarifikasi pernyataannya.

"Lebih baik Menteri Agama instropeksi diri dan berbenah ke dalam. Fokus pada tupoksinya memperbaiki kualitas Madrasah dan penyuluh agama, karena inilah ujung tombak untuk memerangi radikalisme,” ungkapnya.

Ia mengatakan, Menteri Agama tampaknya belum paham bahwa masih ada persoalan yang mendasar pada siswa lulusan madrasah, seperti membaca qur'an saja masih rendah, belum lagi tingkat kefahaman tentang Islam.

"Kita khawatir kualitas lulusan dan peran KUA yang rendah menjadi penyebab permasalahan ini," tegasnya.

Baca Juga: Said Didu Bahas Paha Calon Wawali Tangsel, DPR: Pandangannya Sangat Seksis!

Tak lupa, Nurhasan meminta Menteri Agama untuk menahan diri dan berhati-hati agar tidak membangkitkan isu radikalisme yang memecah belah umat. Fokus bersama masyarakat mencari solusi yang positif atas permasalahan degradasi moral yang sedang menimpa bangsa. "Kita sama-sama sepakat bahwa Terorisme dan radikalisme menjadi musuh bersama. Tapi ada cara yang lebih elegan dan lebih pantas dalam mengantisipasi penyebaran itu, Menag harus elok mengkomunikasikannya ke masyarakat umum,” pungkas legislator dapil Jawa Barat IX itu.


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI