Selain Ekonomi, Gus Muhaimin Ingin Kebudayan Jadi Lokomotif Pembangunan Indonesia
Sumsel dibangun dengan budaya kebhinekaan yang sangat kokoh.
Suara.com - Wakil Ketua DPR RI, Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin), mengapresiasi masyarakat Sumatera Selatan (Sumsel), yang telah menjaga persatuan dan kesatuan. Menurutnya, Sumsel dibangun dengan budaya kebhinekaan yang sangat kokoh.
“Sumatera Selatan memang dahsyat dalam menjaga persatuan dan kesatuan, dimana kebhinekaan sangat nyata, dari berbagai suku, agama dan golongan yang bermacam-macam tapi memang sangat kokoh,” kata Gus Muhaimin, sapaan akrabnya, saat melakukan dialog dan silaturahim secara virtual dengan tokoh adat, budayawan, agama, serta masyarakat Sumatera Selatan (Sumsel), Kamis (26/8/2021).
Dalam acara yang dikemas dengan tema "Gus Muhaimin Mendengar" itu, ia setuju dengan gagasan yang menyatakan budaya sebagai lokomotif yang tidak terpisahkan dengan pembangunan ekonomi, sosial dan pembangunan lainnya.
“Saya setuju sekali dengan gagasan untuk meletakkan budaya sebagai lokomotif atau mainstream pembangunan yang tidak terpisahkan dengan ekonomi, sosial dan pembangunan lainnya,” kata Gus Muhaimin.
Baca Juga: Mensos Fokus Program Pemberdayaan Ekonomi, DPR Setujui Anggaran 2022 Rp78,2 Triliun
Salah satu tokoh masyarakat Sumsel yang juga Ketua Asosiasi Raja-Sultan, Sultan Iskandar Mahmud Badarudin menyampaikan aspirasinya dalam acara tersebut. Ia meminta Gus Muhaimin, agar terus memperjuangkan RUU Masyarakat Adat.
“Eksistensi desa/dusun serta masyarakat adat harus diakui dan diberikan keberlangsungan kehidupan oleh negara sesuai konstitusi,” katanya.
Lalu budayawan Sumsel, Vebri al Lintani menyampaikan, pembangunan ekonomi dan sosial-budaya harus beriringan. Menurutnya, di Sumsel, kekuatan budaya termasuk kerajaan budaya menjadi akar utama pembangunan di masyarakat.
“Mestinya seiring berjalan pembanguman ekonomi dan sosial-budaya. Khususnya di Sumsel kekuatan budaya (kerajaan) menjadi akar utama pembangunan bagi masyarakat,” ungkapnya.
Sementara itu, tokoh agama yang juga Ketua RMI NU Sumsel, KH. M. Syarif Chumas Asyawali yang menyampaikan, Perda Pesantren perlu dukungan penuh dari pemerintah pusat. Di Sumsel, katanya, lebih dari 400 pesantren yang butuh sentuhan pemerintah dalam mengembangkan sumber daya manusia.
Baca Juga: Anggota DPR-RI Geram Mendengar Kabar Pulau Tambelan di Kepri Dilelang Online
“Perlu dorongan Perda Pesantren untuk Sumsel dari pemerintah pusat, agar ada efek positif bagi Pesantren di Sumsel,” ungkapnya.
Menanggapi soal pesantren, Gus Muhaimin menyampaikan, Pemerintah Pusat atau Presiden Jokowi telah memberikan perhatian kepada Pondok Persantren. Ia telah menandatangani UU Pesantren tersebut. Tinggal daerah untuk menindaklanjutinya.
“Pak Jokowi sudah memulai soal pesantren, yang lain tinggal menindaklanjuti. Kita apresiasi Presiden Jokowi yang telah berkomitmen dalam mendukung pesantren. Kita akan dorong terus,” ungkapnya.
“Saat pandemi ini, pesantren masih konsisten dan bertahan. Pesantren tetap melakukan tatap muka dan berlangsung normal,” sambungnya.
Acara Roadshow Politik Kesejahteraan Gus Muhaimin Mendengar ini juga diapresiasi oleh salah satu pengamat politik Bagindo Togar.
“Aktivitas dan strategi Politik Kesejahteraan Gus Muhaimin dengan Roadshow Politik Kesejahteraan cukup bagus, serap langsung apa yang menjadi keluh kesah masyarakat, meski digelar secara daring,” ucapnya.