Puan Maharani Jadi Panelis dalam Pertemuan Ketua Parlemen Perempuan Dunia

Fabiola Febrinastri
Puan Maharani Jadi Panelis dalam Pertemuan Ketua Parlemen Perempuan Dunia
Ketua DPR RI, Dr. (H.C.) Puan Maharani. (Dok: DPR)

Yang dibutuhkan saat ini adalah akses yang sama antara perempuan dan laki-laki.

Suara.com - Ketua DPR RI, Dr. (H.C) Puan Maharani didaulat menjadi salah satu panelis dalam ‘13th Summit of Women Speakers of Parliament’ di Wina, Austria, Senin (6/9/2021). Puan diminta menjadi panelis karena perannya dalam komite persiapan yang bertugas menyiapkan substansi pertemuan ketua parlemen perempuan dunia itu.

Bersama 4 ketua parlemen negara lain, Puan memimpin jalannya forum yang bertema ‘Women at The Centre: From Confronting The Pandemic to Preserving Achievement in Gender responsive Recovery’. Dalam forum tersebut, Puan menyatakan dukungan terhadap akses dan peran perempuan yang lebih besar dalam penanganan pandemi Covid-19.

Puan menyampaikan, peringkat vaksinasi Indonesia yang berada di ranking ke-7 dunia, juga tidak terlepas dari peran perempuan yang menjadi tenaga kesehatan dan vaksinator.

“Kami mendorong terus pemerataan vaksin secara cepat kepada seluruh rakyat. Di Indonesia tingkat vaksin pertama dan kedua telah mencapai 100 juta (penyuntikan),” kata Puan.

Baca Juga: Tak Ada Kemauan Lapor LHKPN, Tunjukan DPR Tak Niat Bebaskan dari Godaan Korupsi

Sebelumnya pada sesi ‘Women on The Pandemic: A Tribute to Every Day Heroes’, para peserta menyampaikan pandangan pro dan kontra terkait tema apakah perempuan yang bekerja di garda terdepan selama pandemi Covid-19 lebih efektif dalam memberikan perawatan dan pelayanan dibandingkan laki-laki di bidang yang sama.

Dalam isu ini, Puan menyatakan kontra. Sebab, menurutnya, kesetaraan gender dapat dicapai dengan partisipasi dan dukungan seluruh elemen masyarakat, baik perempuan maupun laki-laki.

“Kita tidak perlu mengkontradiksi peran salah satunya, perempuan atau laki-laki. Asumsi bahwa perempuan lebih baik dari laki-laki di garis terdepan akan dipersepsikan laki-laki kurang kompeten,” kata Puan.

Menurut politisi PDI-Perjuangan itu, yang dibutuhkan saat ini adalah akses yang sama antara perempuan dan laki-laki dalam menangani pandemi Covid-19, dan semua harus diberi kesempatan berdasar merit atau kemampuannya.

“Kita perlu kebersamaan, solidaritas dan kolaborasi dalam penanganan pandemi, karena skala pandemi yang besar, Kita tidak perlu kompetisi antara laki dan perempuan untuk berperan di masyarakat,” ujar Puan.

Baca Juga: Wakil Ketua DPR Minta Insiden Kebakaran Lapas Tangerang Dievaluasi

Puan mengakui, perempuan telah memberi kontribusi besar dalam mengatasi pandemi. Tidak hanya di Indonesia, perempuan mewakili hampir 70 persen garda terdepan layanan kesehatan di dunia, dan sebagian besar bekerja sebagai perawat.

“Tanpa keterlibatan perempuan, respons kita terhadap pandemi akan lebih lambat,” ujar Ketua DPR Perempuan Pertama di Indonesia ini.


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI