Puan Maharani Harap BDF Kian Perkuat Demokrasi di Tengah Tantangan Pandemi Covid-19

Fabiola Febrinastri
Puan Maharani Harap BDF Kian Perkuat Demokrasi di Tengah Tantangan Pandemi Covid-19
Ketua DPR RI, Dr. (H.C.) Puan Maharani. (Dok: DPR)

BDF sendiri merupakan forum antar-pemerintah negara-negara di Asia dan Pasifik.

Suara.com - Ketua DPR RI, Puan Maharani memberikan dukungan terhadap penyelenggaraan Bali Democracy Forum (BDF) ke-14 yang digelar hari ini. Ia berharap forum yang diinisiasi oleh Indonesia untuk membahas soal demokrasi di kawasan Asia Pasifik dapat menjawab tantangan global yang ada saat ini.

“Covid-19 telah membawa dampak yang sangat besar bagi kemajuan demokrasi. Dan saya berharap BDF kali ini dapat semakin memperkuat demokrasi di tengah tantangan akibat pandemi, khususnya untuk negara-negara di kawasan,” ucap Puan, Kamis (9/12/2021).

Di BDF ke-14, Kementerian Luar Negeri mengambil tema 'Democracy for Humanity: Advancing Economic and Social Justice during the Pandemic'. BDF sendiri merupakan forum antar-pemerintah negara-negara di Asia dan Pasifik untuk membahas berbagai aspek sistem demokrasi.

“BDF menjadi wadah bagi negara-negara untuk berbagi pengalaman mengenai tata kelola pemerintahan yang baik dalam berdemokrasi. Lewat forum ini, negara yang hadir bisa saling belajar dan bertukar pikiran mengenai demokrasi,” sebut Puan.

Baca Juga: Rekam Jejak Puan Maharani Dinilai Potensial Maju pada Pilpres 2024

Perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI ini mengatakan, tantangan demokrasi saat pandemi Covid-19 semakin besar dirasakan. Menurut Puan, berbagai prinsip demokrasi semakin sukit diterapkan mengingat adanya pembatasan-pembatasan.

“Kehidupan demokrasi menjadi lebih sulit diterapkan, salah satunya untuk berkumpul menyampaikan pendapat. Penundaan pemilu juga telah terjadi di berbagai belahan dunia. Banyak negara telah memberlakukan tindakan darurat yang membatasi kebebasan bergerak,” tuturnya.

Tantangan demokrasi lainnya saat ini adalah maraknya berita-berita bohong yang meningkatkan polarisasi. Hal tersebut dinilai dipicu oleh bertambahnya ketimpangan akses pendidikan dan ketidakadilan.

“Tantangan-tantangan ini menjadi ujian bagi ketahanan demokrasi. Maka kita harus mengambil pelajaran tentang bagaimana memperkuat ketahanan demokrasi,” ungkap Puan.

Ditegaskannya, demokrasi harus mampu menjadi bagian dari penyelesaian masalah, diantaranya adalah dengan berkontribusi mengakhiri pandemi, mengentaskan kemiskinan dan ketimpangan, serta memperbesar akses pendidikan dan kesehatan.

Baca Juga: Ketua DPR: PPKM Nataru Sesuai Kondisi Daerah Memenuhi Asas Keadilan

“Memperkuat demokrasi berarti menerima partisipasi luas dalam pengambilan keputusan dan memberikan kesempatan besar untuk rakyat dalam menyuarakan aspirasinya,” tegas Puan.


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI