Ikut Tanam Bawang di Nganjuk, Puan Dicurhati Petani Banyak Utang Karena Rugi Panen

Akan saya koordinasikan dengan pemerintah permasalahan-permasalahan di sini,"
Suara.com - Ketua DPR RI, Puan Maharani ikut menanam bawang merah bersama petani di Nganjuk, Jawa Timur. Ia pun banyak mendapat keluhan dari petani, mulai dari harga pupuk mahal hingga harga hasil panen yang jatuh.
Puan ikut menanam bawang merah bersama petani-petani di Kecamatan Mojorembug, Nganjuk, Selasa (21/12/2021). Jenis bawang merah yang ditanam kelompok petani di daerah ini adalah bawang merah bibit yang harganya jauh lebih murah dibandingkan bawang merah sayur.
Saat menaman bawang merah, Puan didampingi oleh tiga orang petani perempuan yaitu Damirah, Sriyani, dan Jiyem. Mengenakan pakaian serba hitam dan sepatu boots, Puan beberapa kali hampir terperosok karena terjebak lumpur.
Namun Cucu Proklamator RI Bung Karno itu justru tersenyum dan tetap membantu petani menanam bibit bawang merah. Sambil menanam, sesekali Puan mengobrol bersama ibu-ibu petani.
Baca Juga: Bawang Putih Lokal Kalah Saing, Pasar 95 Persen Dikuasai Impor
Lahan pertanian di lokasi ini sendiri ditanami 4 tanaman secara bergantian sepanjang tahun. Petani bergantian menanam padi, kedelai lokal, dan 2 kali bawang merah (diversikasi tanam).
Usai menanam bawang merah, ia juga berdialog dengan petani di gubug yang berada di pematang sawah. Rata-rata petani mengeluhkan kurangnya stok pupuk subsidi dan mahalnya harga pupuk non-subsidi.
“Masalah pupuk, pada waktu tanam langka. Pengalokasian kurang, tidak mencukupi kebutuhan petani. Pengurangan pupuk subsidi membut harga pupuk non-subsidi naik tinggi, harganya mahal sekali bu,” kata seorang petani bernama Wakidi.
Kemudian harga hasil panen bawang merah yang rendah disebut membuat petani kewalahan. Bahkan harganya bisa anjlok sampai Rp7.000 per kilogramnya. Wakidi berharap pemerintah memberikan solusi.
“Pemerintah diam saja, tidak memberikan solusi yang baik. Petani tidak ada hasilnya apapun, malah rugi. Mohon untuk pemerintah, dibantu DPR, masalah harga dan pupuk untuk segera diselesaikan,” ujarnya.
Baca Juga: Andi Akmal Minta Pemerintah Tahan Kebijakan Berdampak Kerusakan Lingkungan
Petani lainnya bernama Wiji juga mengeluhkan hal yang sama. Kepada Puan, ia bahkan bercerita banyak petani yang menggadaikan sertifikat tanahnya untuk modal saat musim tanam. Belum lagi nasib petani sewa yang juga kesulitan karena harga panen rendah sementara mereka hanya mendapat 1/4 dari hasil panen.