Netty Prasetyani Aher Dorong Keterwakilan Perempuan di KPU-Bawaslu untuk Demokrasi Berkualitas

Fabiola Febrinastri
Netty Prasetyani Aher Dorong  Keterwakilan Perempuan di KPU-Bawaslu untuk Demokrasi Berkualitas
Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI, Netty Prasetyani Aher. (Dok: DPR)

Demokrasi adalah proses yang memberikan kedaulatan di tangan rakyat.

Suara.com - Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI, Netty Prasetyani Aher mendorong keterwakilan perempuan dalam ranah politik. Hal ini dikatakannya saat menjadi keynote speaker pada webinar bertajuk Memastikan Demokrasi Berkualitas Melalui Representasi Perempuan di Politik, Jakarta, Senin (14/2/2022).

“Demokrasi adalah proses yang memberikan kedaulatan di tangan rakyat. Demokrasi yang berkualitas harus melibatkan rakyat secara substantif dan langsung, termasuk kaum perempuan," ujar Netty.

Lebih lanjut ia mengatakan upaya mendorong keterwakilan perempuan di politik sebagai langkah strategis, yang dapat mendukung peningkatan kualitas demokrasi. Menurutnya, perbedaan pengalaman yang dimiliki oleh perempuan yang tidak dialami oleh laki-laki menjadi salah satu alasan keniscayaan menghadirkan perempuan dalam ruang-ruang pengambilan kebijakan politik.

"Kehadiran perempuan dalam politik bukan hanya pada konteks ide atau gagasan, melainkan juga kehadiran fisik. Keberadaannya dibutuhkan untuk melengkapi formulasi kebijakan dan arah pembangunan demokrasi yang berkualitas, pembangunan yang mengedepankan prinsip keadilan dan kesetaraan serta makin mendekatkan pada sasarannya, yakni kesejahteraan rakyat sebagaimana diamanatkan oleh konstitusi, UUD 1945,” tegas Netty.

Baca Juga: Rapat Bareng Menlu Retno Marsudi, Komisi I DPR Sepakati Usulan RI Buka Hubungan Diplomatik dengan Sudan Selatan

Anggota legislatif dari Dapil Jawa Barat VIII tersebut juga mengemukakan harapannya agar banyak perempuan yang menemukan jalan suksesnya melalui keterlibatan dalam politik, baik di legislatif, maupun di lembaga penyelenggara pemilu.

"Dalam proses pemilihan anggota KPU dan Bawaslu RI yang tengah berlangsung di DPR RI, diharapkan setidaknya 30 persen perempuan terpilih. Bukan hanya di pusat, tetapi juga diikuti menempatkan 30 persen perempuan di lembaga penyelenggara pemilu di tingkat provinsi dan kota-kabupaten," katanya.

Menurut Netty, perempuan yang aktif di politik seyogianya membangun kapasitas yang mumpuni, agar mampu mengemban jabatan strategis serta menyelesaikan masalah dan menjawab berbagai isu yang sangat dinamis di tengah disruptif 4.0," ucap Netty.

Netty menutup pemaparannya dengan mengutip ucapan politisi dan pahlawan nasional J. Leimena tentang hakikat politik.

“KPU dan Bawaslu harus mampu menjadi lembaga yang memastikan hadirnya demokrasi berkualitas, demokrasi yang melayani rakyat. Sebagaimana Bapak Leimena mengatakan bahwa sejatinya politik bukan sekedar alat untuk mencapai kekuasaan, tapi politik adalah seperangkat etika untuk memberikan pelayanan terbaik bagi rakyat Indonesia,” tutupnya.

Baca Juga: Profil Dirut Krakatau Steel Silmy Karim yang Diusir dari DPR RI usai Adu Pendapat dalam Forum Rapat


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI