Di Hadapan Pengusaha Jepang, Gobel: Jangan Ragu Investasi di IKN

Fabiola Febrinastri | Iman Firmansyah
Di Hadapan Pengusaha Jepang, Gobel: Jangan Ragu Investasi di IKN
Wakil Ketua DPR RI Bidang Korinbang, Rachmat Gobel (kanan). (Dok: DPR)

Pada 2045, saat berusia 100 tahun, Indonesia sudah harus menjadi negara yang maju dan makmur.

Suara.com - Wakil Ketua DPR RI Bidang Korinbang, Rachmat Gobel, mengumpulkan para pengusaha Jepang yang berhimpun di organisasi Keidanren. Ia menjelaskan tentang pembangunan Ibukota Negara (IKN) di Kalimantan. “Para pengusaha Jepang tak perlu ragu untuk berpartisipasi dalam pembangunan IKN ini,” katanya di Tokyo, Selasa, 28 Februari 2023.

Hal itu ia sampaikan dalam pertemuan delegasi Indonesia dengan para pengusaha Jepang yang tergabung dalam organisasi Keidanren. Dari Indonesia, selain Gobel, juga hadir Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti, dan Wakil Kepala Otorita IKN Dhony Rahajoe. Sedangkan anggota DPR yang hadir adalah Ary Egahni Ben Bahat, Novita Wijayanti, dan Kamrussamad. Mereka didampingi Duta Besar Indonesia untuk Jepang, Heri Akhmadi.

Gobel mengatakan, pemindahan dan pembangunan IKN mendapat dukungan penuh dari DPR RI, baik berupa dukungan regulasi, politik, maupun penganggaran. Selain itu, katanya, pemindahan ibukota negara ini untuk memperbaiki tata kelola wilayah yang modern, berkelanjutan, dan bisa menjadi acuan bagi pengelolaan wilayah lainnya di Tanah Air.

Legislator asal Gorontalo ini menambahkan pemangku kepentingan turut belajar dari pengalaman pandemi 2020. Saat itu, banyak masyarakat kesulitan karena ekonomi yang tidak merata antardaerah. "Oleh karena itu, pasca-COVID ini suatu momentum, Presiden ingin mendorong pemerataan ekonomi," katanya.

Baca Juga: Geruduk Gedung DPR, Mahasiswa dan Buruh Tolak Perppu Cipta Kerja

Gobel menerangkan, ide pemindahan ibukota negara pernah dimunculkan oleh Presiden Sukarno maupun oleh Presiden Soeharto. Saat itu, Sukarno menimbang sejumlah wilayah, salah satunya di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Sedangkan Soeharto menimbang pemindahan ke Jonggol, Jawa Barat. Kini, ide tersebut diwujudkan Presiden Joko Widodo dengan memilih Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Pemindahan ke Kalimantan Timur ini, katanya, akan memiliki dampak yang luas.

Pertama, akan menciptakan Pemerataan Ekonomi, khususnya untuk wilayah timur Indonesia, yaitu Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara. Selama ini, pembangunan lebih berkembang di Sumatra, Jawa, dan Bali. Kedua, Mengurangi Beban Demografi, Ekologi, dan Sosial wilayah Jakarta dan Jawa. Jakarta sudah terlalu padat. Kepadatan penduduk Jakarta adalah 15.978 jiwa/km2. Jawa Barat yang menjadi tetangganya memiliki kepadatan penduduk 1.379 jiwa/km2. Sedangkan rata-rata nasional Indonesia, kepadatan penduduknya hanya 142 jiwa/km2.

Kepadatan penduduk di Jakarta ini memiliki dampak terhadap polusi udara, polusi air, dan juga polusi suara. Angka kriminalitas dan segala permasalahn sosial lainnya juga tinggi. Ketiga, pemindahan ibukota ini akan meningkatkan angka Pertumbuhan Ekonomi. Selama ini pertumbuhan ekonomi berpusat di kota-kota besar di Jawa dan Sumatra, dengan pemindahan ibukota ini akan menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru. “Gorontalo yang menjadi kampung halaman saya akan menjadi salah satu provinsi yang akan terdampak oleh pemindahan ibukota ini,” katanya.

“Pada 2045, saat berusia 100 tahun, Indonesia sudah harus menjadi negara yang maju dan makmur. Pemindahan IKN ini akan mempercepat tercapainya tujuan tersebut,” katanya.

Baca Juga: Ikut Demo Tolak Perppu Cipta Kerja di DPR, Rocky Gerung: Undang Undang Paling Busuk, Dibuang Saja!


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI