Sekjen DPR Tegaskan Permintaan Kepada Garuda Indonesia untuk Kepentingan Tugas Pengawasan DPR

Fabiola Febrinastri | Iman Firmansyah
Sekjen DPR Tegaskan Permintaan Kepada Garuda Indonesia untuk Kepentingan Tugas Pengawasan DPR
Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPR, Indra Iskandar. (Dok; DPR)

DPR akan mencari alternatif maskapai asing apabila Garuda tidak bisa menyiapkan 80 kursi.

Suara.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPR, Indra Iskandar mengungkapkan permintaan pihaknya kepada Garuda Indonesia agar menyediakan 80 kursi business class untuk tim pengawas haji DPR ke Tanah Suci Mekkah, dalam rangka menjalankan tugas pengawasan tidak gratis melainkan dibayar penuh oleh Sekertariat DPR RI.

Dijelaskannya, dalam menjalankan tugas pengawasan haji, DPR RI membentuk dua tim pengawasan yakni tim pengawasan persiapan haji dan tim pengawasan pelaksanaan haji. Sehingga untuk mengakomodir tim yang terdiri dari anggota DPR beserta tim pendukung dari sekretariat jenderal DPR RI itu, maka dibutuhkanlah 80 kursi business class.

"Karena sampai 3 hari lalu, kami belum mendapat gambaran yang pasti dari  biro tavel kami, maka saya teleponlah Dirut Garuda. Untuk meminta tolong agar bisa disediakan kebutuhan itu dan tentunya dibayar bukan gratis, karena ini untuk kepentingan tugas negara dalam rangka pengawasan DPR yang anggarannya sudah disediakan,” ujar Indra Iskandar, di Jakarta, Kamis  (15/6/2023).

Pernyataan itu disampaikannya, sebagai klarifikasi atas sejumlah pemberitaan yang terkesan menuding DPR meminta ‘jatah’ kursi untuk berangkat ke tanah suci, dalam rangka menunaikan ibadah haji.

Baca Juga: DPR RI Minta 80 Kursi Pesawat Kelas Bisnis ke Garuda untuk Berangkat Haji, Netizen Ramai Menyindir

“Jadi jangan salah paham, karena ini bukan konteksanya minta-minta untuk kepentingan pribadi. Tetapi kami memesan tiket untuk pemberangkatan tim pengawas haji dari DPR,” tegasnya.

Disisi lain Indra mengakatan, dalam hal penyediaan fasilitas penerbangan untuk tim pengawas haji DPR maskapai Garuda Indonesia menjadi pilihan utama, dibandingkan maskapai asing. Dengan alasan maksapai Garuda adalah badan usaha milik negara (BUMN) yang mana ketika pihaknya menggunakan fasilitas tersebut, tentunya juga akan memberi pemasukan bagi negara.

“Kalau kami sih semuanya pengennya Garuda. Semangat nya kan merah putih. Dibanding kalau kta menggunakan maskapai asing, uangnya nanti buat negara lain dong,” tandasnya.

Sebelumnya, Direktur Utama (Dirut) Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkapkan DPR meminta disiapkan sebanyak 80 kursi business class untuk anggota DPR berangkat haji ke Tanah Suci. Irfan mengatakan, permintaan tersebut disampaikan oleh Sekjen DPR Indra Iskandar.

Hal itu disampaikannya saat menghadiri rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (13/6/2023).

Baca Juga: Melanie Subono Sindir DPR yang Minta Kursi Bisnis untuk Berangkat Haji: Gini Banget Ya

 "Tadi, kemarin kami dihubungi Sekjen DPR untuk memastikan ada sekitar tambahan 80 anggota DPR untuk bisa berangkat haji," ujar Irfan.

Akan tetapi, Irfan mengatakan Garuda belum bisa memastikan tambahan pesawat untuk kepentingan DPR itu. Sebab, perlu izin dari General Authority for Civil Aviation (GACA) Arab Saudi.

Sementara itu, kata Indra, DPR akan mencari alternatif maskapai asing apabila Garuda tidak bisa menyiapkan 80 kursi. Namun, DPR tetap ingin agar Garuda Indonesia yang menjadi pilihan utama.

"Alternatifnya ya kita harus dari penerbangan asing. Kalau Garuda nya enggak ada seatnya mau gimana? Naik perahu?" imbuhnya.


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI