Indonesia Dukung Transisi Ekonomi Hijau ASEAN Melalui Draf Resolusi Promosi 'Green Jobs'
Indonesia ingin pertumbuhan ekonomi Asean ini akan tetap ramah terhadap flora dan fauna serta lingkungan bumi secara keseluruhan.
Suara.com - Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI mewakili Parlemen Indonesia pada committee on social matters atau komite sosial dalam rangkaian sidang umum ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) mengajukan draft resolusi mengenai "Mobilizing Parliamentary Action on Promoting Green Jobs and Skills to Support Green Economic Transition".
Draft ini ingin mendorong parlemen setiap negara anggota ASEAN untuk mendukung adanya undang-undang atau platform dan indikator-indikator pekerjaan dan keterampilan yang ramah lingkungan untuk mendorong transisi ekonomi hijau.
"Sebagaimana kita ketahui bahwa sekarang ini pertumbuhan dunia itu ada di Asia. Secara ekonomi pertumbuhannya sejajar ke Asia, dan ASEAN ini diproyeksikan akan menjadi pusat pertumbuhan baru di Asia dan itu juga akhirnya di dunia," tutur Wakil Ketua BKSAP Sukamta pada Parlementaria seusai memimpin sidang komisi sosial AIPA di Senayan, Jakarta, Selasa (8/8/2023).
Sukamta, lanjutnya, menilik daripada negara-negara yang lebih dulu maju dengan melakukan eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alamnya. Indonesia ingin pertumbuhan ekonomi Asean ini akan tetap ramah terhadap flora dan fauna serta lingkungan bumi secara keseluruhan.
Baca Juga: Kemenkeu Pimpin Upaya ASEAN Jadi Epicentrum of Growth Melalui Kerja Sama Bidang Perpajakan dan Cukai
"Sehingga kita harapkan nanti green economy ini akan menjadi model pertumbuhan di seluruh dunia dan di belahan dunia yang lain. Nah tentu green economy ini tidak terbatas kepada sekedar energi terbarukan, walaupun energi terbarukan itu salah satu komponennya," jelas Politisi Fraksi PKS itu.
Dalam rapat pembahasan resolusi bersama para delegasi parlemen Asean tersebut, Indonesia juga mendorong agar setiap negara anggota ASEAN dapat mendorong adanya undang-undangn serta platform dan juga indikator-indikator pengukuran green economy termasuk di dalamnya adalah green job and skills.
"Kita tahu bahwa sekarang ini angkatan muda baru di Asean pertumbuhan tenaga kerjanya paling tinggi, saya kira kita sedang menikmati bonus demografi dan kita berbarengan juga dengan zaman digital, era digital. Nah IoT (Internet of Thing) dan artificial intelegence itu salah satu dari bentuk green economy yang perlu menjadi penekanan disitu tanpa mengabaikan sektor-sektor yang lain tentu," pungkasnya.