Banyak Daerah Krisis Air Bersih, Puan Maharani Dorong Respons Cepat Pemerintah Bantu Warga

Fabiola Febrinastri
Banyak Daerah Krisis Air Bersih, Puan Maharani Dorong Respons Cepat Pemerintah Bantu Warga
Ketua DPR RI, Puan Maharani. (Dok: DPR)

Pemkab Bekasi menetapkan status keadaan siaga darurat bencana kekeringan.

Suara.com - Ketua DPR RI, Puan Maharani mendorong pemerintah untuk bertindak cepat dan efisien dalam mengatasi masalah krisis air bersih yang melanda sejumlah daerah buntut kemarau panjang. Ia menekankan, ketersediaan air bersih merupakan hak dasar setiap rakyat.

"Saya mendesak pemerintah untuk segera melakukan langkah penanganan untuk daerah-daerah yang mengalami kekeringan, baik itu droping air bersih atau menyediakan infrastruktur penunjang lain," kata Puan, melalui rilis yang diterima Parlementaria, Rabu (13/9/2023). 

Seperti diketahui, sejumlah daerah mengalami krisis air bersih akibat wilayahnya kekeringan karena kemarau panjang. Seperti tiga daerah di Provinsi Sulawesi Selatan yang telah memberlakukan status tanggap darurat kekeringan, yakni Kota Makassar, Kabupaten Maros, dan Kabupaten Jeneponto. 

Beberapa wilayah lain yang mengalami krisis air bersih akibat kekeringan, seperti di Bangka Belitung, sejumlah daerah di Banten, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Timur, dan Jawa Barat.  Bahkan Pemkab Bekasi menetapkan status keadaan siaga darurat bencana kekeringan, karena sejumlah wilayah di daerahnya mengalami kekeringan. 

Baca Juga: Bocorkan Progres Kerja Sama Dengan Demokrat, Politisi PDIP: Mudah-mudahan Masuk ke Tahap Serius

Di Jawa Tengah, banyak daerah yang sudah masuk kategori awas atau merah bencana kekeringan. Puan pun menyoroti krisis air bersih di Kabupaten Sukoharjo yang menyebabkan 8.002 jiwa di 3 Kecamatan, yakni Kecamatan Weru, Bulu dan Tawangsari terdampak.

“Krisis air bersih di Sukoharjo adalah cerminan dari masalah yang lebih besar di Indonesia, yaitu ketidakseimbangan antara suplai air dan permintaan yang terus meningkat,” ucap Legislator dari Dapil Jawa Tengah V itu.

Penyebab kekeringan disinyalir karena musim kemarau berkepanjangan yang menyebabkan sumur-sumur cadangan air bersih warga mengalami krisis debit air. Saat ini warga terdampak kekeringan di Sukoharjo mengharapkan droping air bersih guna menunjang aktivitas sehari-hari. Puan meminta Pemerintah Daerah bekerja sama dengan stakeholder terkait untuk segera memenuhi kebutuhan masyarakat. 

“Kekeringan adalah bencana. Dengan sinergi yang baik dari semua elemen bangsa, diharapkan kesulitan warga bisa segera teratasi,” tegas Puan. 

Oleh karena itu, ia berharap pemerintah dapat merespons cepat keluhan warga, terutama dalam pemenuhan air bersih.

Baca Juga: Kisah Ribuan Warga Desa di Banjarnegara Alami Krisis Air, Harus Berjalan 2 Kilometer

"Bencana ini merupakan peringatan yang harus ditangani dengan serius. Kita harus bekerja keras bersama-sama untuk menghadapi perubahan iklim dan tantangan lingkungan yang semakin kompleks," tutur Puan.


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI