Hadiri Festival LIKE 2023, Puan Maharani Singgung Pentingnya Bangun Ekosistem EBT untuk Perangi Krisis Iklim

Fabiola Febrinastri
Hadiri Festival LIKE 2023, Puan Maharani Singgung Pentingnya Bangun Ekosistem EBT untuk Perangi Krisis Iklim
Ketua DPR, Puan Maharani dalam Festival LIKE 2023. (Dok: DPR)

NFCC adalah Konvensi Kerangka Kerja PBB mengenai Perubahan Iklim.

Suara.com - Ketua DPR RI Dr. (H.C) Puan Maharani menghadiri puncak Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan, Energi Baru Terbarukan (LIKE) 2023. Puan menekankan pentingnya membangun ekosistem energi baru terbarukan (EBT) guna memerangi krisis iklim, polusi dan hilangnya keanekaragaman hayati.

Puan menghadiri puncak Festival LIKE 2023 yang diselenggarakan di Indonesia Arena, kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta, bersama dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Senin (18/9/2023).

Acara ini merupakan ajang untuk mengenalkan aktualisasi kerja dan langkah-langkah korektif kebijakan pemerintah, serta implementasinya di sektor kehutanan dan lingkungan hidup.

"Meningkatnya emisi gas rumah kaca, pencemaran udara dan air, serta kerusakan ekosistem menjadi masalah serius yang mengancam keseimbangan Bumi. Salah satu solusi utama untuk mengatasi masalah ini adalah dengan membangun ekosistem energi baru terbarukan yang berkelanjutan," ujar Puan.

Baca Juga: Puan Maharani Harap, Munas Alim Ulama dan Konbes NU Hasilkan Panduan Berguna bagi Nahdliyin Sikapi Berbagai Isu

Festival LIKE 2023 juga merupakan rangkaian kegiatan persiapan Indonesia, dalam rangka COP-28 UNFCC, yang akan diselenggarakan di Dubai, Uni Emirat Arab, pada November mendatang. COP-28 sebutan lain dari Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 2023 atau Konferensi Para Pihak UNFCCC (United Nations Framework on Climate Change Conference). UNFCC adalah Konvensi Kerangka Kerja PBB mengenai Perubahan Iklim.

Puan sendiri menjadi salah satu tokoh yang kerap menyoroti isu perubahan iklim. Dalam berbagai kesempatan, ia sering menyuarakan pentingnya semua pihak berupaya keras melakukan aksi nyata untuk mengatasi perubahan iklim, termasuk di forum-forum internasional.

"Dalam beberapa tahun terakhir, kita telah menyaksikan peningkatan drastis dalam penggunaan energi terbarukan, yang membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang merusak lingkungan. Energi terbarukan tidak hanya lebih bersih, tetapi juga lebih berkelanjutan, karena sumber dayanya dapat diperbaharui tanpa batas, berbeda dengan bahan bakar fosil yang semakin terbatas," sambung perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI ini.

Selain mengurangi emisi karbon, EBT juga disebut berpotensi mengurangi polusi udara. EBT pun dinilai akan membantu dunia menghadapi krisis air yang tengah mengancam masyarakat dunia. Oleh karenanya, Puan memandang pentingnya mengembangkan perubahan agar bisa mengganti pembangkit listrik tenaga batu bara atau minyak.

Sebab hal tersebut dapat mengurangi dampak buruk terhadap kesehatan manusia dan ekosistem.

Baca Juga: RK dan AHY Sudah Tak Mungkin, Deretan Nama Ini Makin Berpeluang Jadi Cawapres Ganjar

"Dengan menggantikan bahan bakar fosil dengan sumber energi yang bersih, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat untuk generasi mendatang," jelas Puan.

Mantan Menko PMK itu juga menekankan pentingnya mendorong aksi iklim kolektif di UEA dalam rangka COP-28. Puan menyinggung soal kampanye Race to Zero dan Race to Resilience serta aliansi lokal untuk aksi iklim.

“Saat kita bersiap menghadapi COP-28 di UEA dan dunia mengamati kemajuan dalam aksi iklim, kita harus berupaya melakukan mitigasi iklim, mencari kebijakan terkait adaptasi serta ketahanan dan keuangan berkaitan dengan ekomoni hijau demi komitmen memerangi krisis iklim. Acara ini diharapkan dapat memobilisasi upaya dan meningkatkan ambisi aksi iklim seiring kita menyatukan masyarakat untuk membuka jalan menuju COP-28,” tambah Puan.

Demi ikut memajukan ekosistem EBT untuk memerangi krisis iklim, DPR juga sudah berperan serta dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk memenuhi kebutuhan tambahan listrik gedung wakil rakyat. Panel surya pada PLTS itu terpasang di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, tepatnya di Taman Energi DPR yang berada di depan Gedung Nusantara atau Gedung Kura-kura.

PLTS di Taman Energi DPR saat ini digunakan untuk memenuhi 25 persen kebutuhan listrik di gedung DPR. Puan mengatakan, penggunaan panel surya di kompleks parlemen menjadi komitmen DPR dalam upaya menyelamatkan bumi dari ancaman perubahan iklim.

Puan mengatakan, DPR harus memimpin dan memberi contoh upaya-upaya nyata dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDG’s) yang menjadi agenda dunia. Salah satu dari dari agenda SDG’s adalah terkait dengan perubahan iklim.


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI