Didik Mukrianto Soroti Adanya Pengungsi Rohingya yang Berdomisili di Sidoarjo
Ada sembilan orang yang tinggal di community house atau tempat penampungan.
Suara.com - Anggota Komisi III DPR RI Didik Mukrianto menyoroti adanya lalu lintas internasional masuknya orang dari luar negeri, khususnya di momen jelang Pemilu 2024.
Satu di antara yang menjadi sorotannya adalah mengenai adanya pengungsi Rohingya, Myanmar, yang berdomisili di Sidoarjo.
“Dalam konteks imigrasi, tentu banyak hal yang kita bahas ya terkait dengan bagaimana lalu lintas orang asing. Bagaimana pengawasan orang asing di Jawa Timur nih karena memang ini eranya sudah masuk ke dalam era mendekati Pemilu. tentu jangan sampai kemudian Pemilu yang dijaga kejujuran (dan) keadilan di Indonesia ini kemudian berpotensi dikotori oleh perilaku-perilaku menyimpang dengan masuknya beberapa tim asing ini (yang) diskenariokan menjadi potensi mobilisasi suara,” jelas Didik usai pertemuan Kunjungan Kerja Reses Komisi III ke beberapa mitra terkait di Surabaya, Jawa Timur, Senin (11/12/2023).
Politisi Fraksi Partai Demokrat ini berharap pihaknya tidak ingin bahwa kehadiran pengungsi tersebut malah menimbulkan persoalan baru di tengah-tengah masyarakat. Sehingga, ia ingin memastikan bahwa Kanwil KemenkumHAM Jawa Timur, khususnya imigrasi bisa bertindak secara proporsional untuk menangani pengungsi ini.
Baca Juga: Penolakan Pengungsi Rohingya di Aceh Viral, Ketua PBNU Singgung Kewajiban Menolong Sesama Muslim
“Karena bagaimanapun juga pengungsi Rohingya ini sudah ada di Indonesia mendapatkan perlindungan dan pengawasan dari PBB tentu kami berharap Kanwilkumham bisa proporsional untuk bisa melakukan pengawasan penanganan manajemen maupun juga memastikan rumah detensi imigrasi ini juga layak untuk menjadi tempat untuk menangani para pengungsi Rohingya,” tegasnya.
Diketahui, di kesempatan yang berbeda, Kadiv Keimigrasian Kanwil Kemenkum HAM Jatim, Herdaus, mengungkapkan, jumlah pengungsi Rohingya yang ada di Sidoarjo, Jawa Timur, ada sebanyak 14 orang. Belasan pengungsi Rohingnya itu tersebar di beberapa tempat.
Ada sembilan orang yang tinggal di community house atau tempat penampungan. Perinciannya di Graha Aparna Puspa Agro enam orang dan Green Bamboo Cottage tiga orang. Sementara lima orang sisanya tinggal secara mandiri.
"Di penampungan Puspa Agro ada enam orang, di Green Bamboo ada tiga orang, yang mandiri lima. Jadi, totalnya ada 14 orang," kata Herdaus kepada salah satu media, Senin (11/12/2023).
Baca Juga: Pengungsi Rohingya ke Indonesia Jadi Ladang Bisnis Gelap, UNHCR Terseret