Dukung Pemberantasan Teroris, Puan: Generasi Muda Harus Diselamatkan
Anak muda kerap menjadi sasaran cuci otak seiring dengan masa pencarian jati diri.
Suara.com - Ketua DPR RI, Puan Maharani mengapresiasi kinerja Detasemen Khusus (Densus) 88 Polri yang berhasil menangkap tiga terduga pelaku teroris di Kota Batu, Jawa Timur. Ia pun menyoroti salah satu terduga pelaku teroris yang usianya masih muda.
"Saya apresiasi kinerja Densus 88 yang berhasil menangkap teroris di Batu, Jawa Timur. Apalagi salah satu pelaku yang diamankan masih berstatus pelajar. Ini sekaligus sebagai upaya menyelamatkan masa depan generasi muda,” ujar Puan dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat, (2/8/2024).
Legislator dari Dapil Jawa Tengah V ini mengungkapan, terlibatnya anak muda dalam teroris menjadi fenomena memprihatinkan yang perlu menjadi perhatian. Pasalnya, kata Puan, anak muda kerap menjadi sasaran cuci otak seiring dengan masa pencarian jati diri dan keinginan untuk merasa terhubung dengan sesuatu yang lebih besar.
"Kita harus jaga anak muda Indonesia agar tidak mengikuti pemahaman yang salah. Karena anak muda menjadi sasaran empuk untuk dipengaruhi karena mereka sedang berada si masa pencarian jati diri," jelas cucu Bung Karno itu.
Seperti diketahui, Densus 88 melakukan penangkapan kepada tiga orang, salah satu diantaranya berinisial HOK yang masih berusia 19 tahun. HOK disinyalir merupakan simpatisan dari kelompok teroris Daulah Islamiyah yang berafiliasi dengan organisasi Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Pada saat ditangkap, HOK berencana untuk melakukan aksi bom bunuh diri yang meyasar tempat ibadah. Ketiga terduga teroris itu diketahui berasal dari Jakarta.
Melihat hal tersebut, Puan merasa prihatin dan meminta adanya pendekatan komperhensif dari Pemerintah dan stakeholder terkait untuk mengantisipasi pelibatan generasi muda dalam kelompok teroris. DPR pun disebut akan mendukung melalui program legislasi, pengawasan, dan fungsi dewan lainnya.
"Ini menjadi tugas kita bersama. Termasuk kerja sama dari berbagai elemen masyarakat, lingkungan pendidikan dan agama, serta lingkungan keluarga untuk menjaga anak-anak kita agar tidak terpengaruh dengan hal-hal negatif seperti ini,” papar mantan Menko PMK tersebut.
Puan juga menegaskan pentingnya sosialisasi dan edukasi bagi anak-anak dan orang tua untuk menghindari dari jerat kelompok teroris. Peran orang tua pun menjadi penting dalam fungsi pengawasan agar anak-anak Indonesia terselamatkan dari aksi-aksi ekstrem.
Baca Juga: KPPPA Sindir DPR soal RUU PPRT: Tergantung Deal Politik, Pesimistis Disahkan Tahun Ini
"Orang tua dan keluarga menjadi garda terdepan untuk mengawaai anak-anak calon pemimpin bangsa ini. Arahkan pada aktivitas dan kegiatan positif,” imbau Politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini.
Perempuan pertama yang menjabat ketua DPR ini pun mengatakan pendidikan, pengawasan, pemberdayaan, dan kerjasama internasional bisa menjadi langkah strategis untuk melindungi generasi muda dari pengaruh ideologi ekstrem. Terutama, menurut Puan, di era digitalisasi saat ini.
"Pemerintah perlu menerapkan program deradikalisasi yang efektif untuk anak muda yang sudah terpapar ideologi ekstrem,” sebut mantan Menko PMK itu.
Program-program tersebut dinilai harus mencakup konseling, pelatihan keterampilan, dan reintegrasi sosial. Selain itu, edukasi tentang bahaya ideologi ekstem juga dinilai harus semakin dimasifkan.
“Kita harus pastikan anak-anak kita, para generasi muda hidup di lingkungan sehat yang tidak membahayakan dirinya sendiri maupun orang lain. Diperlukan gotong royong dan kerja bersama demi masa depan anak bangsa,” tutup Puan.