DPR Bahas Reformasi PBB dengan Presiden Turki

Ardi Mandiri
DPR Bahas Reformasi PBB dengan Presiden Turki
Ketua DPR Setya Novanto bersalaman dengan Presiden Turki. (dor.go.id)

Presiden Turki meminta dukungan dari Indonesia untnuk reformasi PBB.

Suara.com - Reformasi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menjadi salah satu pembahasan dalam pertemuan antara DPR dengan Presiden Republik Turki, Recep Tayyip Erdogan. Dalam pertemuan tertutup itu, sempat terungkap Presiden Erdogan meminta dukungan dari Indonesia untuk reformasi PBB.

“Kita akan mendukung reformasi PBB yang akan kita rumuskan bersama Presiden (Indonesia),” singkat Ketua DPR RI Setya Novanto (F-PG), usai pertemuan dengan Presiden Erdogan, di Gedung Nusantara III, Jumat (31/07) lalu.

Dalam kesempatan ini, Novanto, didampingi Wakil Ketua DPR Fadli Zon, Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq, Ketua BKSAP DPR Nurhayati Ali Assegaf, dan Anggota Komisi I Tantowi Yahya.

Fadli menambahkan, dalam pertemuan tersebut Presiden Erdogan menyampaikan perlu adanya reformasi PBB, yang sekarang ini keputusan PBB hanya ditentukan oleh lima negara anggota Dewan Keamanan PBB, yang meliputi Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Perancis, dan Republik Rakyat Tiongkok.

“Presiden Erdogan melihat Indonesia memiliki jumlah penduduk yang besar. Begitu juga dengan negara lain. Turki dan Indonesia memiliki peran strategis, namun tidak bisa mempengaruhi keputusan PBB. Karena itu perlu adanya reformasi di PBB,” imbuh Fadli.

Politisi F-Gerindra ini mengutip pernyataan Presiden Erdogan, bahwa negara-negara besar seperti Indonesia dan Turki harus bisa berperan di PBB. Apalagi, hasil pertemuan Presiden Erdogan dengan Presiden RRT Xi Jinping, juga setuju untuk reformasi PBB itu.

“Usul dari Presiden Erdogan ini pun sejalan dengan usulan Presiden Joko Widodo, yang menginginkan ada reformasi di PBB. Tapi ini memerlukan lobby terlebih dahulu kepada negara-negara yang memiliki hak veto lain. Dan ini butuh juga dukungan Parlemen,” imbuh Politisi asal Dapil Jawa Barat V ini.

Fadli yakin, jika para Anggota Dewan Keamanan PBB bersepakat, maka reformasi PBB itu dapat terjadi.

Dukung Kerjasama Dua Negara
Masih dalam kesempatan yang sama, Novanto menyampaikan, Indonesia belajar banyak hal mengenai Islam kepada Turki. Mengingat mayoritas masyarakat Indonesia adalah pemeluk Islam.

“Kita juga mendukung kerjasama Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Turki dalam bidang investasi, pendidikan, dan juga hal-hal lain. Kita juga membahas kerjasama antar Parlemen. Kita minta untuk tukar pikiran antar Parlemen kedua negara,” imbuh Politisi asal Dapil NTT ini.  

Sementara itu, Nurhayati menyatakan Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) antara Indonesia dengan Turki sudah terjalin. Namun dalam pertemuan itu kembali ditekankan untuk meningkatkan kerjasama antar kedua parlemen.

“Tentunya untuk menyejahterakan masyarakat kedua negara,” imbuh Politisi F-PD itu.

Usai melakukan pertemuan, di hadapan para wartawan, Presiden mengucapkan “Halo Indonesia”, yang disambut senyum para awak media. (dpr.go.id)


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI