Komisi X Wanti-wanti Mendikbud Sebelum Terapkan Full Day School
?Apalagi, kata dia, selama ini proses pembelajaran di sekolah sudah memiliki standar.
Suara.com - Ketua Komisi X DPR Teuku Riefky Harsya mengatakan program full day school untuk murid SD dan SMP yang sedang disosialisasikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy harus ditinjau dari segala aspek sebelum diterapkan.
"Maksudnya adalah kebijakan tersebut harus ditinjau apakah tidak bertentangan dengan prinsip penyelenggaraan pendidikan dan standar nasional pendidikan dalam UU Sisdiknas bahwa peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah harus dikembangkan potensinya sesuai dengan kemampuannya serta menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa," kata Teuku, Selasa (9/8/2016).
Apalagi, kata dia, selama ini proses pembelajaran di sekolah sudah memiliki standar nasional pendidikan yang di dalamnya termasuk alokasi waktu dan rasio jumlah guru dan rombongan belajar.
"Sehingga, kebijakan FDS harus memperhitungkan penetapan standar pendidikan yang sudah ada, karena SNP merupakan kriteria/standar minimal penyelenggaran pendidikan di Indonesia," kata dia.
Anggota Fraksi Demokrat mengingatkan selama ini selama ini masih banyak pekerjaan rumah Kemendikbud terkait standar minimal tersebut, seperti ketersediaan guru yang belum merata, ketersediaan sarana dan prasarana, dan lainnya dimana semua hal tersebut berkaitan dengan ketersediaan anggaran.
"Karenanya, komisi X DPR RI tentunya mendorong semua kebijakan Kemendikbud yang berupaya untuk memajukan pendidikan nasional, hanya saja langkah-langkah tersebut harus diperhitungkan secara matang termasuk membahasnya dengan para wakil rakyat di Komisi X DPR yang membidangi pendidikan," kata dia.
Muhadjir mengakui gagasan penerapan program full day school untuk murid SD dan SMP terinspirasi dari keberhasilan Finlandia dalam membentuk karakter siswa.
"Saya ini sebetulnya tidak bermaksud meniru, Finlandia kan SDM (sumber daya manusia)-nya paling bagus di dunia, karena pendidikan karakternya," kata Muhadjir dalam konferensi pers di Batik Kuring, SCBD, Jakarta Selatan.
Saat ini, Muhadjir sedang menyosialisasikan gagasannya ke masyarakat sekaligus menjaring umpan balik.
Ketika ditanya soal anggaran untuk menerapkan program tersebut, Muhadjir mengaku belum memikirkan sejauh itu.
"Ya belumlah, ini masih ide, kalau tidak disetujui juga tak apa-apa," kata dia.
Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang berharap masyarakat jangan salah menafsirkan idenya.
"Bukan full day, itu nanti mereka bergembira kok," katanya.
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Hamid Muhammad menambahkan program tersebut bertujuan menguatkan pendidikan karakter murid.
"Jadi tolong begini ya, itu jangan fokus full day school-lah. Idenya itu bagaimana menguatkan pendidikan karakter di SD dan SMP karena itu basic education. Penguatannya itu bisa bermacam-macam, bisa menambah jam pelajaran," kata Hamid.