Fadli Zon Melihat-lihat Kondisi Rusun Rawa Bebek

Siswanto | Dian Rosmala
Fadli Zon Melihat-lihat Kondisi Rusun Rawa Bebek
Wakil Ketua DPR Fadli Zon di rusun Rawa Bebek [suara.com/Dian Rosmala]

Rumah susun Rawa Bebek dihuni oleh warga yang sebelumnya tinggal di pemukiman padat.

Suara.com - Wakil Ketua DPR dari Fraksi Partai Gerindra Fadli Zon mengunjungi rumah susun Rawa Bebek, Cakung, Jakarta Timur, Jumat (16/9/2016). Rumah susun ini merupakan salah satu tempat tujuan relokasi warga yang selama ini menetap di pemukiman kumuh tepi sungai.

Fadli dan rombongan tiba di rumah susun sekitar jam 14.40 WIB. Kedatangannya disambut oleh Kepala Operasional Rumah Susun Rawa Bebek, Darnawati Sembiring.

"Selamat datang pak, mungkin ada yang bisa kami bantu," kata Darnawati.

Fadli kemudian menjelaskan maksud kedatangannya kepada Danawati.

"Yang tinggal di sini warga mana saja bu? Kami ingin melihat-lihat kondisi di sini," kata Fadli.

Darnawati kemudian memberikan penjelasan mengenai rincian rumah susun.

"Di sini ada dari Pasar Ikan Penjaringan, Ada 24 kamar, mereka tinggal di blok A dan blok F," ujar Darnawati.

Rumah susun Rawa Bebek dihuni oleh warga yang sebelumnya tinggal di pemukiman padat Kali Grogol, Luar Batang, Akuarium, dan Kampung Baru.

Kunjungan Fadli ke rumah susun Rawa Bebek dilakukan sehari setelah didatangi aktivis Ratna Sarumpaet bersama sejumlah warga yang dulu pemukimannya ditertibkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Perwakilan warga yang datang bareng Ratna berasal dari Kampung Pulo, Rawajati, Kampung Aquarium, dan Jatinegara.

Mereka datang untuk mengadukan ‎kebijakan penertiban pemukiman padat penduduk. Mereka tidak terima penertiban dilakukan dengan melibatkan aparat tentara dan polisi. Selain itu, menurut mereka, proses penggusuran yang tidak melalui proses mediasi dan negosiasi tentang kompensasi.

‎‎"Polanya seperti modus penaklukan dan terbiasa sehingga menganggap ini benar. Misalnya, di Kampung Pulo mengerahkan polisi sebanyak-banyaknya, di Kalijodo tidak hanya polisi, tapi juga tentara," kata Ratna.

Ratna membandingkan kebijakan Ahok dalam menertibkan pemukiman penduduk dengan kebijakan Sutiyoso ketika masih menjadi gubernur Jakarta. Ratna memuji kebijakan Sutiyoso karena caranya lebih baik dan tidak menimbulkan kegaduhan.

"Selain itu, di era Pak Sutiyoso tempat relokasinya juga terdapat sekolah di situ, ada rumah sakit di situ, TK sampai SMA. Sementara yang dibuat di era Ahok, tempat relokasi itu mirip camp konsentrasi zaman Nazi. Orang masuk keluar tidak sembarangan. Mau salat saja tas ditahan dulu," kata Ratna.

Ratna berharap Fadli Zon memperjuangkan aspirasi warga. Sebab, lembaga lain dianggap tidak mau mendengar.

‎"Saya berharap tidak ada Ahok atau sejenis Ahok memimpin sampai tingkat RT sekalipun. Dan, saya ingin memastikan kursi gubernur tidak diduduki orang yang korup dan menghalalkan segala cara. Saya nggak tahu kepada siapa lagi saya mengadu," tuturnya.


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI