DPR Minta Kementan Penuhi Kebutuhan Petani Bawang Putih
Pada APBN 2017, sudah disiapkan bantuan benih dan paket bantuan usaha sarana dan produksi (saprodi).
Suara.com - Anggota Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Soeharto, meminta Kementerian Pertanian untuk memenuhi seluruh kebutuhan yang diperlukan petani bawang putih. Hal ini demi tercapainya swasembada bawang putih pada 2021.
“Kami Komisi IV DPR meminta kepada pemerintah, khususnya Kementerian Pertanian, dalam hal ini yang hadir di sini, dirjennya, agar mencatat keperluan dan bantuan-bantuan yang diberikan kepada petani untuk lebih ditingkatkan lagi, demi terwujudnya swasembada,” ungkap Titi, sapaan akrabnya usai pertemuan tim kunjungan kerja Panja Bawang Putih Komisi IV DPR dengan jajaran Dinas Pertanian, PT. Pupuk Indonesia dan sejumlah petani bawang putih, di Desa Glapansari, Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Kamis (19/4/2018).
Bukan hanya bantuan, politisi Golkar itu turut minta Balitbang dan Kementan untuk melihat wilayah-wilayah di seluruh Indonesia yang potensial dan layak untuk ditanami bawang putih.
“Impor bawang putih di tahun 2017, besarnya mencapai 550 ribu ton, sedangkan kita hanya mampu menghasilkan sekitar 20 ribu ton. Ini sangat keterlaluan. Wilayah Indonesia sangat luas. Saya yakin, pasti banyak yang mampu memproduksi bawang putih, bukan hanya di Temanggung. Oleh karena itu, Litbangnya harus aktif dan mampu memproduksi bibit unggul agar petani bawang putih kita sejahtera,” mintanya.
Ia juga berpesan, bukan hanya bawang putih, impor apapun sebenarnya diperbolehkan asal jumlahnya tidak terlalu besar, sehingga berdampak pada kesejahteraan petani.
“Ini tinggal kemauan daripada pemerintah untuk bagaimana kita bisa menghentikan impor dan dapat terus mendorong petani bawang putih di seluruh Indonesia, agar bisa memproduksi bawang putih sendiri,” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Sayuran dan Tanaman Obat Dirjen Holtikultura, Prihasto Setianto, mengungkapkan, pada APBN 2017, sudah disiapkan bantuan benih dan paket bantuan usaha sarana dan produksi (saprodi).
“Untuk benih nilainya 60 juta/hektare, sedangkan untuk saprodinya sebesar 20 juta/hektare,” ucapnya.
Sementara terkait harga, Januari lalu telah ada kesepakatan antara pemerintah daerah dengan Kementan. Sebanyak 3 kabupaten, yakni Temanggung, Lombok Timur dan Magelang, yang lahannya secara keseluruhan ditanami bawang putih turut dilibatkan dalam membahas masalah harga.
“Saat itu disepakati harga bawang putih cabut dijual sebesar Rp 11.700/kilogram, sedangkan bawang putih yang dicabut lalu dikeringkan sampai satu minggu dikenakan harga Rp 18.000/kg, lalu benih harganya Rp 34.000/kkg. Jadi seluruh petani yang terlibat tersebut sudah diperhitungkan sedemikian rupa sehingga keuntungan yang didapat, yaitu 30-40 persen,” jelasnya.