BKSAP Minta PPATK Bekukan Aliran Dana LSM yang Jelekkan Indonesia

Fabiola Febrinastri
BKSAP Minta PPATK Bekukan Aliran Dana LSM yang Jelekkan Indonesia
Anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Fadel Muhammad. (Sumber: Istimewa)

Kampanye hitam yang terus dilancarkan oleh LSM terhadap produk sawit Indonesia harus dilawan.

Suara.com - Anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Fadel Muhammad, minta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) membekukan aliran dana lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang terbukti menjelek-jelekan Indonesia di luar negeri. Khususnya LSM yang mendapatkan aliran dana dari Uni Eropa.

Menurut Fadel, LSM itu harus ditindak tegas atas sikapnya menjelek-jelekan industri minyak kelapa sawit Indonesia di Eropa. Apalagi sejumlah LSM asal Indonesia tersebut juga menyebutkan perkebunan kelapa sawit di dalam negeri merusak lingkungan.

“Semua makin runyam setelah setelah LSM tersebut menyampaikan informasi yang tidak benar terkait kelapa sawit kita di Indonesia,” kata Fadel pada wartawan, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (23/4/2018).

Politisi Partai Golkar itu mengaku sudah mengkomunikasikan hal tersebut kepada PPATK, dan ia diminta menyiapkan surat-surat. PPATK akan menelusuri pihak-pihak yang menerima aliran dana dari Uni Eropa.

“Kita bisa blok mereka, siapa saja yang terima uang. Kita harus tegas dengan mereka. Dana yang beredar di Indonesia dari kelompok-kelompok mereka besar sekali. Ini harus dihentikan dan ditangkap,” sambung Fadel.

Gubernur Gorontalo dua periode itu menjelaskan, resolusi Uni Eropa tersebut sangat merugikan 50 juta rakyat Indonesia yang bergantung kepada kelapa sawit, termasuk para petani dan buruh.

Menurutnya, Resolusi Parlemen Uni Eropa diskriminatif akibat kampanye negatif LSM terhadap sawit Indonesia. Apalagi dana yang digelontorkan untuk LSM itu sangat besar.

“Saya menemukan tiga hal perihal sikap LSM ini. Pertama, ternyata yang mempublikasi informasi-informasi yang tidak baik soal Indonesia di luar negeri adalah LSM yang telah dibayar. Mereka dibayar untuk kepentingan bisnis dan politik di Eropa. Mereka telah menggadaikan nama baik Indonesia di luar negeri, dengan mencederai nasib rakyat yang bekerja di industri kelapa sawit Indonesia,” papar Fadel.

Ia menambahkan, kampanye hitam yang terus dilancarkan oleh LSM terhadap produk sawit Indonesia harus dilawan, khususnya di negara Eropa.

“Kita harus buat balasan kampanye, kita harus lawan mereka. Kita harus bersatu melawan mereka. Kampanye dilawan kampanye,” ujarnya.


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI