Komisi III Kutuk Teror Bom di Surabaya

Fabiola Febrinastri
Komisi III Kutuk Teror Bom di Surabaya
Ilustrasi gedung DPR/MPR, tepatnya di gedung Nusantara (gedung kura-kura) [suara.com/Dian Rosmala]

"Aparat keamanan perlu meningkatkan fungsi intelkamnya."

Suara.com - Anggota Komisi III DPR RI, Aboe Bakar Alhabsyi, mengutuk tindakan teror pengeboman yang terjadi di depan Gereja Katolik Santa Maria, Surabaya, Jawa Timur.

"Teror adalah perbuatan keji yang tidak dibenarkan dalam ajaran agama apapun. Kita sampaikan bela sungkawa atas jatuhnya korban, semoga keluarga yang ditinggalkan mendapatkan ketabahan," ucap laki-laki, yang akrab disapa Habib ini, dalam rilisnya, Jakarta, Minggu (13/5/2018).

Ia menambahkan, kejadian ini mengingatkan semua pihak agar kembali mawas diri dengan semua potensi ancaman gangguan keamanan.

"Aparat keamanan perlu meningkatkan fungsi intelkamnya. Peningkatan informasi inteljen diperlukan untuk mengantisipasi setiap gangguan keamanan yang akan terjadi," ujarnya.

Menurutnya, deteksi dini dan pencegahan yang cepat menjadi kunci penanganan terorisme di Indonesia.

"Tentunya hal ini perlu melibatkan sinergi antar berbagai lembaga negara, seperti Kepolisian, TNI, BNPT, maupun BIN. Menko Polhukam harus bekerja lebih keras untuk mengkoordinasikan kerja lintas sektor tersebut," imbuhnya.

Ledakan bom bunuh diri terjadi di tiga titik di Surabaya,  Minggu (13/5/2018) pagi,  yaitu di Gereja Santa Maria Tak Bercela, Jalan Ngagel, Kecamatan Gubeng. Lokasi kedua di sebuah gereja, di Jalan Diponegoro, dan lokasi ketiga, sebuah gereja di Jalan Arjuna.

Akibat ledakan, Gereja Santa Maria mengalami kerusakan di beberapa titik bangunan . Di dekat pintu pagar, seonggok tubuh tergeletak, diduga pelaku bom bunuh diri yang tewas.

Beberapa jemaat gereja meninggal dunia, tapi ada belasan lainnya yang luka-luka.


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI