Fahri Hamzah: Indonesia Jangan Jadi Korban Terorisme

Fabiola Febrinastri
Fahri Hamzah: Indonesia Jangan  Jadi Korban Terorisme
Fahri Hamzah [suara.com/Dian Rosmala]

"Amanah ini harus menjadi visi peradaban Pancasila."

Suara.com - Pasca aksi teror Mako Brimob dan bom di Surabaya, Jawa Timur, polisi mengamankan satu keluarga diduga teroris. Densus 88 juga menahan 13 orang yang diduga anggota JAD (Jemaah Ansarut Daulah)di Jakarta, kemarin.

Pernyataan keras pun dilontarkan Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah. Ia menyebut, aksi teror tersebut dilakukan oleh orang tak bertanggung jawab..

"Yang gila adalah pucuk pimpinan mereka, yang memerintahkan perang, dan menyiapkan regulasi bagi peperangan. Siapa yang salah? Yang penting kita jangan jadi korban!" kata Fahri, dalam pesan singkatnya yang diterima wartawan, Jakarta, Rabu (16/5/2018).

"Indonesia adalah bangsa yang memandatkan "ikut serta dalam perdamaian dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial". Indonesia bukan tempat para orang gila (sakit jiwa) atau orang gagal yang ingin selalu mencari alasan menciptakan kehancuran," tegasnya.

Menurutnya, Indonesia raya, tempat benih kebaikan agama dan negara dipersatukan, tempat timur dan barat bercumbu menemukan cintanya yang sejati. Khalifah Bumi.

"Minggirlah yang tak sanggup. Amanah ini berat. Biarkan yang lain, yang punya pikiran dan yang sanggup memikul beban!" cetusnya.

"Kita punya jalan sendiri, akal sehat kita dan jiwa yang tenang. Bahwa kita punya jalan kehidupan. Amanah ini harus menjadi visi peradaban Pancasila, menuju dunia yang damai dan tenang.Kita menolak meregulasi perang. Kita meregulasi kehidupan," tambah Fahri lagi.

Politisi asal Nusa Tenggara Barat (NTB) itu menyatakan, Indonesia tidak boleh jadi korban, tetapi harus menjadi penemu jalan baru bagi perdamaian dan dunia yang aman, yang hakiki.

"Kita punya jalan sendiri. Bismillah, ini harapan menjelang Ramadan. Semoga Ramadan mendatangkan kesadaran," pungkasnya


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI