Pimpinan DPR Minta TNI - Polri Habiskan Kelompok Bersenjata di Papua

Dwi Bowo Raharjo
Pimpinan DPR Minta TNI - Polri Habiskan Kelompok Bersenjata di Papua
Ketua DPR RI Bambang Soesatyo. [Suara.com/Dian Kusumo Hapsari]

Bambang Soesatyo mengatakan peristiwa penembakan yang menyebabkan puluhan korban jiwa meninggal itu tidak boleh dipandang sebagai hal yang sepele.

Suara.com - Pimpinan DPR mengutuk keras aksi penembakan oleh kelompok bersenjata yang menewaskan puluhan pekerja Trans Papua di Kabupaten Nduga, Papua. Pimpinan DPR telah meminta TNI - Polri kerahkan pasukan elitnya untuk memburu para pelaku.

Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mengatakan peristiwa penembakan yang menyebabkan puluhan korban jiwa meninggal itu tidak boleh dipandang sebagai hal yang sepele. Politikus yang akrab disapa Bamsoet ini menginginkan kalau pemberantasan keompok bersenjata bisa sampai kepada akarnya.

"Karena tidak boleh dianggap kecil, sepele, karena kalau tidak ini akan begini terus, harus ditumpas sampai akar-akarnya," kata Bamsoet di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (5/12/2018).

Bamsoet menyatakan kalau Komisi I DPR sudah memanggil Panglima TNI atas adanya peristiwa penembakan yang terjadi pada Sabtu dan Minggu, 2 Desember 2018. Komisi I akan menanyakan perihal kesiapan TNI ataupun strategi yang disiapkan untuk memberantas para kelompok bersenjata tersebut.

Baca Juga: Propam Polri Usut Keterlibatan Kombes BM Terkait Perburuan Rusa

Tak hanya itu, Komisi III pun akan memanggil Kapolri terkait dengan langkahnya untuk penyelesaian secara hukum di wilayahnya.

Terkait penembakan tersebut, politikus Partai Golkar ini mengusulkan agar ada pengawalan ketat terhadap pekerja proyek infrastruktur di daerah rawan. Tak hanya itu, dirinya pun sempat mengapresiasi langkah Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang tidak menghentikan pembangunan Trans Papua.

"Iya itu sudah pasti, saya juga memberi apresiasi terhadap presiden yang tidak menghentikan pembangunan dan akan terus mngerjakan pembangunan jembatan jalan atau infrastruktur di Papua dengan bantuan pengamanan dari TNI-Polri yang kita miliki," pungkasnya.

Untuk diketahui, sebanyak 31 pekerja PT. Istaka Karya di proyek Trans Papua ditembak mati kelompok bersenjata. Kepolisian Papua menceritakan detik-detik penembakan itu terjadi.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Polisi Ahmad Musthofa Kamal mengatakan pekerja PT. Istaka Karya itu sedang mengerjakan pembangunan Jembatan Kali Yigi dan Kali Aurak di Kabupaten Nduga, Papua. Mereka ditembak mati pada 1 dan 2 Desember 2018 kemarin.

Baca Juga: Jalan Hidup NH Dini, Jual Seluruh Harta dan Pilih Hidup di Panti Jompo

Penembakan Trans Papua baru diketahui pada Senin, 3 Desember 2018, sekitar pukul 15.30 WIT dari informasi masyarakat bahwa telah terjadi pembunuhan terhadap para pekerja proyek PT Istaka Karya yang sedang membangun jembatan di Kali Yigi dan Kali Aurak.


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI