Ketua DPR Ingatkan Generasi Muda untuk Siap Bertanding dan Siap Kalah

Fabiola Febrinastri
Ketua DPR Ingatkan Generasi Muda untuk Siap Bertanding dan Siap Kalah
Bamsoet, di acara silahturahmi dan buka puasa bersama dengan para tokoh Kelompok Cipayung di Jakarta, Senin (27/5/2019). (Dok : DPR)

Polri tidak boleh terihat lemah di mata masyarakat.

Suara.com - Ketua DPR, Bambang Soesatyo minta generasi muda untuk jangan hanya siap bertanding saja, namun juga harus siap bersanding manakala kalah dalam permainan di semua tingkatan. Itu harus dilakukan saat pilkades, pilkada hingga pilpres, demi menjaga keutuhan bangsa.

Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini juga mengingatkan Polri agar lebih bijaksana dalam menangani aksi unjuk rasa. Menurutnya, Polri tidak selalu menjadi target serangan atau pelampiasan amarah sejumlah orang.

"Saya mendorong pimpinan Polri untuk mencermati dan mendalami kasus-kasus serangan terhadap anggota dan sejumlah objek milik Polri. Respons terukur Polri terhadap kecenderungan tersebut perlu untuk menjaga moral prajurit dan menjaga optimisme masyarakat," ujar Bamsoet, di sela-sela acara silahturahmi dan buka puasa bersama dengan para tokoh Kelompok Cipayung di Jakarta, Senin (27/5/2019).

Acara yang digelar oleh Kementerian Perguruan Tinggi dan Ristek dengan tema "Merajut Kebangsaan Pasca Pilpres" ini dihadiri banyak tokoh, antara lain, Menristekdikti Mohamad Nasir, Akbar Tanjung, Theo Sambuaga, para Ketua Umum dan Sekjen Organisasi Ekstra Kampus yang tergabung dalam Kelompok Cipayung Plus (PMII, PMKRI, GMKI, GMNI, HMI, IMM, Hikmabudhi, KMHDI) dan para alumni Kelompok Cipayung.

Baca Juga: Bambang Soesatyo Minta Pengusaha Indonesia Genjot Perekonomian Nasional

Wakil Ketua Pemuda Pancasila ini menegaskan, Polri tidak boleh terihat lemah di mata masyarakat. Sebaliknya, mereka harus responsif terhadap segala bentuk serangan yang bertujuan untuk memperlemah moral prajurit dan merusak citra institusi Polri. Kedua upaya itu terlihat cukup intensif akhir-akhir ini.

Setelah serangan dan pembakaran mobil di sekitar Asrama Brimob Petamburan, Jakarta Barat dan pembakaran pos polisi di jalan Wahid Hasjim, Jakarta Pusat pada 22 Mei lalu, serangan itu berlanjut pada dua kota di Jawa Tengah, menjelang akhir pekan lalu.

Mako Brimob Kompi 3 Batalyon B Watumas, Purwokerto, Banyumas, diberondong tembakan oleh orang tak dikenal pada Sabtu (25/5/2019) dini hari. Selain melukai seorang anggota Brimob, rentetan tembakan itu membuat genting pos jaga rontok.

Sehari sebelumnya, Jumat (24/5/2019) tengah malam, giliran pos polisi Pakis, Delanggu, Klaten, dibakar orang tak dikenal.

"Serangan itu sudah barang tentu dilakukan oleh kelompok-kelompok yang marah dan dendam kepada Polri. Selain sel-sel teroris, tidak tertutup kemugkinan adanya kelompok lain yang menunggangi kemarahan para teoris. Kalau aksi damai di Jakarta bisa ditunggangi oleh kelompok perusuh, serangan terhadap prajurit dan objek Polri bisa juga ditunggangi oleh kelompok lain," urai Bamsoet.

Baca Juga: Bambang Soesatyo Ajak Masyarakat Tak Terpengaruh Isu People Power

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia ini menambahkan, melengkapi rangkaian serangan itu, dibangun narasi tentang kebrutalan Polri ketika mengendalikan unjuk rasa pada 21 - 22 Mei 2019, di depan gedung Bawaslu di Jakarta. Saat itu, disebarkan hokas tentang seorang bocah tewas akibat dipukuli oknum Brimob di Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat.


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI