Kurtubi : Polusi Udara Bisa Dikurangi dengan Pemanfaatan Energi Nuklir
Masyarakat tidak bisa selamanya bergantung pada energi fosil.
Suara.com - Anggota Komisi VII DPR, Kurtubi menanggapi permasalahan kualitas udara perkotaan, khususnya DKI Jakarta yang cenderung menurun, bahkan sempat menyentuh peringkat 1 terburuk se-dunia berdasarkan pantauan AirVisual. Menurutnya, sudah saatnya reformasi sistem energi nasional, dari fosil menuju non-fosil, seperti pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
“PLTN bisa jadi salah satu solusi kurangi polusi udara, sebab Jakarta sudah pada titik membahayakan, dimana penyebab utamanya adalah penggunaan kendaraan bermotor. Selain itu ada juga pembangkit listrik tenaga fosil, terutama batu bara,” ujarnya, saat ditemui Parlementaria di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (6/8/2019).
Kurtubi menjelaskan, tak dipungkiri bahwa penurunan kualitas udara disebabkan oleh emisi buang gas kendaraan bermotor. Sisi lain, semakin meningkatnya aktivitas manusia dan perekonomian yang berbasis industri di suatu daerah, maka akan semakin meningkat pula pencemaran terhadap udara dan lingkungan.
Menurutnya, tak ada salahnya pemerintah mulai membangun pembangkit listrik tenaga nuklir untuk mendukung industrialisasi di tanah air. Penggunaan batu bara untuk pembangkit listrik sudah harus dikurangi, apalagi Indonesia sudah menandatangani Paris Agreement tentang perubahan iklim yang mengharuskan penurunan emisi karbon.
Baca Juga: DPR Minta PLN Miliki Sistem yang Mampu Minimalisasi Gangguan Listrik
“Pendukung pembangkit listrik tenaga nuklir merupakan jawaban untuk industrialisasi, karena listriknya paling bersih, teknologi sudah sangat aman, dan cost-nya kompetitif dengan batu bara," sambung politisi Partai NasDem ini.
Kurtubi menambahkan, selain bersih dan mendukung keberlanjutan, energi nuklir sudah harus mulai diberdayakan, mengingat semakin bertambahnya kebutuhan energi masyarakat. Masyarakat juga tidak bisa selamanya bergantung pada energi fosil.
“Sistem kelistrikan nasional tidak hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan energi saat ini, tetapi jauh ke depan, untuk menunjang negara ini menjadi bangsa yang maju, yaitu harus dengan listrik yang cukup, stabil, bersih dan kompetitif,” tandas legislator dapil Nusa Tenggara Barat (NTB) itu.