Presiden Jokowi : Persaingan Makin Tajam dan Perang Dagang Memanas

Fabiola Febrinastri | Dian Kusumo Hapsari
Presiden Jokowi : Persaingan Makin Tajam dan Perang Dagang Memanas
Presiden Joko Widodo saat membacakan Pidato Kenegaraan saat Sidang Bersama DPD RI - DPR RI di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen. (Dok : DPR).

Indonesia tidak takut terhadap persaingan.

Suara.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, globalisasi terus mengalami pendalaman yang semakin dipermudah oleh revolusi industri jilid ke 4. Persaingan semakin tajam dan perang dagang semakin memanas, dimana antar negara berebut investasi, teknologi, pasar, hingga berebut orang-orang pintar.

Antar negara memperebutkan talenta-talenta hebat yang bisa membawa kemajuan bagi negaranya. Dunia tidak semata sedang berubah, tetapi sedang terdisrupsi. Di era disrupsi ini kemapanan bisa runtuh ketidakmungkinan bisa terjadi.

“Saat ini, kita berada dalam dunia baru dunia yang jauh berbeda dibanding era sebelumnya. Jenis pekerjaan bisa berubah setiap saat. Banyak jenis pekerjaan  lama yang hilang, tapi juga makin banyak jenis pekerjaan baru yang bermunculan. Ada profesi yang hilang, tetapi juga ada profesi baru yang  bermunculan,” jelasnya, saat membacakan Pidato Kenegaraan dalam Sidang Bersama DPD RI - DPR RI di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2019).

Jokowi memaparkan, arus komunikasi dan interaksi yang semakin mudah dan terbuka harus dimanfaatkan dan sekaligus diwaspadai. Pengetahuan dan pengalaman yang positif jauh lebih mudah diperoleh.

Baca Juga: Pidato di DPR, Jokowi Bahas Masalah Perlindungan Data Pribadi

Kemudahan arus komunikasi dan interaksi juga membawa ancaman, seperti ancaman terhadap ideologi Pancasila, ancaman  terhadap  adab  sopan  santun, ancaman terhadap tradisi dan seni budaya, serta ancaman terhadap warisan kearifan-kearifan lokal bangsa.

“Dalam bidang pertahanan keamanan, kita juga harus tanggap dan siap, menghadapi perang siber, menghadapi intoleransi, radikalisme, dan terorisme, serta menghadapi ancaman kejahatan-kejahatan lainnya baik dari dalam maupun luar negeri yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa kita. Indonesia tidak takut terhadap keterbukaan. Kita hadapi keterbukaan dengan kewaspadaan,” ujarnya.

Presiden Jokowi memasikan, Indonesia tidak takut terhadap persaingan. Persaingan harus dihadapi dengan kreativitas, inovasi, dan kecepatan yang dimiliki.

Cara-cara lama yang tidak kompetitif tidak bisa diteruskan, sehingga strategi baru harus diciptakan. Cara-cara baru harus  dilakukan. Dalam kompetisi global yang ketat berebut pengaruh berebut pasar berebut investasi.

“Kita harus lebih cepat dan lebih baik dibandingkan negara-negara lain. Kita harus lebih cepat dan lebih baik dibanding negara-negara tetangga. Investasi harus membuka lapangan kerja baru harus menguntungkan  bangsa kita. Langkah demi langkah tidak lagi cukup, lompatan demi lompatan yang kita butuhkan. Lambat asal selamat tidak lagi relevan, yang kita butuhkan adalah cepat dan selamat,” imbuh Jokowi.

Baca Juga: Demo Buruh di Depan DPR Bergeser ke Jalan Gerbang Pemuda

Dalam kesempatan ini, Presiden juga menyampaikan rencana pemindahan ibu kota negara ke Pulau Kalimantan. ia menambahkan, ibu kota bukan sekadar simbol identitas bangsa.


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI