DPR Dorong Peningkatan Gairah Usaha di Sektor Migas
Jika investasi di bidang migas bergairah, maka akan ikut meningkatkan produksi minyak nasional.
Suara.com - Ketua Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto menilai, saat ini Indonesia tengah mengalami defisit minyak bumi. Oleh karenanya, DPR akan terus mendorong peningkatan gairah usaha di sektor minyak dan gas bumi (migas), meskipun diakuinya, saat ini situasi internasional dalam sektor Migas tengah mengalami pasang surut yang cukup signifikan.
“Kita defisit energi hari ini, terutama minyak. Minyak kita defisit, kebutuhan riil nasional kita 1,3 juta barel per hari, sedangkan produksi minyak dalam negeri liftingnya hanya 750 ribu barel per hari, plus gas sebanyak 1,5 juta setara barel per harinya. Belum lagi kecenderungan kebutuhan energi yang setiap tahunnya meningkat, sementara produksi menurun. Hal ini tentu menjadi persoalan bagi sektor Migas kita,” ujar Sugeng, kepada Parlementaria di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, baru-baru ini.
Berbagai cara tentu harus ditempuh oleh pemerintah untuk mengatasi hal itu. Diantaranya dengan menggenjot produksi minyak bumi dalam negeri. Selain itu, ia berharap pemerintah harus bisa menggairahkan usaha di sektor migas.
Salah satunya dengan kembali menggairahkan investasi di bidang migas. Meskipun diakuinya sektor migas internasional tengah mengalami pasang surut yang cukup signifikan, yang pada akhirnya mempengaruhi dunia investasi migas dalam negeri.
Baca Juga: Menkes Terawan Grogi dan Merasa Seperti Bulan Madu Datangi DPR
“Intinya, jika investasi di bidang migas bergairah, maka akan ikut meningkatkan produksi minyak nasional. Kalau defisit minyak terus terjadi, maka akan terjadi pula defisit neraca perdagangan. Pasalnya, CAD (current account defisit) yang tahun lalu saja sudah mencapai 8 miliar dollar Amerika Serikat (AS) lebih. Jadi sudah terjadi ketimpangan perdagangan ekspor dan impor minyak. Saking besarnya impor energi, karena produksi terus menurun, sementara konsumsi terus meningkat,” paparnya.
Menurutnya, impor mau tidak mau harus terus dilakukan. Namun untuk menggenjot minyak itu sendiri bisa dengan menggunakan energi alternatif, misalnya dengan penggunaan crude palm oils (CPO) kelapa sawit yang dijadikan bio fuel untuk teknologi tertentu, termasuk sebagai aftur untuk bahan bakar pesawat terbang. Meskipun perlu melalui sertifikasi terlebih dahulu.