Komisi VI : Perlu Kolaborasi Manusia dan Mesin Hadapi Revolusi Industri
Indonesia harus lebih berbenah untuk bisa mempersiapkan sumber daya manusianya.
Suara.com - Anggota Komisi VI DPR RI, Sondang Tiar Debora Tampubolon menegaskan pentingnya kolaborasi antara tenaga mesin dengan tenaga manusia dalam rangka menghadapi tantangan revolusi industri 4.0. Menurutnya, revolusi industri 4.0 sangat erat kaitannya dengan robot dan teknologi, namun Indonesia akan menghadapi bonus demografi, sehingga hal tersebut perlu dicari solusinya.
Hal ini ia sampaikan ketika Komisi VI DPR RI melakukan rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan akademisi guna menyerap masukan terkait Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian, di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Kamis (13/11/2019).
Sondang mengaku sangat setuju bahwa revolusi industri 4.0 adalah bukan untuk mendiskreditkan potensi sumber daya manusia.
“Saya sangat setuju bahwa industri 4.0 adalah bukan untuk menghilangkan SDM (Sumber Daya Manusia), tetapi setiap kali ada yang namanya revolusi industri baik dari revolusi industri pertama, kedua, ketiga hingga sekarang yang keempat, itu adalah untuk meningkatkan efektivitas, untuk meningkatkan efisiensi dan juga agar bagaimana lebih bisa audited dan akuntabel,” tuturnya.
Baca Juga: Ketua DPR Minta Program Deradikalisasi Dievaluasi, Mahfud MD: Tidak Perlu
Politisi PDI-Perjuangan ini menyampaikan bahwa Indonesia harus lebih berbenah untuk bisa mempersiapkan sumber daya manusianya. Ia berpikir agar bonus demografi sebaiknya diurus dengan baik, karena jika tidak diurus dengan baik tentunya yang diterima Indonesia hanya bencana atau beban demografi.
“Kita harus menyadari bahwa memang kualifikasi daripada sumber daya manusia mestinya saat ini kita bisa tahu. Nah ini langkah-langkah karena di sini ada akademisi tadi, link and matchnya antara industry dengan dunia pendidikan itu harus kita perbaiki. Kualitas pendidikan vokasi juga harusnya terus kita perbaiki,” pungkas Politisi dapil DKI Jakarta I ini.