DPR Minta Mitigasi dan Teknologi Peringatan Dini Bencana Mulai Diterapkan
Azis Syamsuddin berharap adanya sistem informasi peringatan dini bencana yang mudah diakses masyarakat khususnya di daerah pegunungan dan pesisir pantai.
Suara.com - Wakil Ketua DPR M. Azis Syamsuddin kembali menekankan mitigasi bencana yang berbasis teknologi sebagai poin penting yang perlu disikapi otoritas terkait dan harus mulai diterapkan Pemerintah Daerah (Pemda) sebagai antisipasi dini.
Pernyataan Azis berkaca pada bencana alam yang terjadi di Nusa Tenggara Timur maupun musibah gempa di Kabupaten Malang pada Sabtu (10/4).
Selain mitigasi bencana, Azis berharap langkah ini diimbangi dengan sistem informasi peringatan dini bencana yang mudah diakses masyarakat khususnya di daerah pegunungan dan pesisir pantai.
"Mitigasi dan sistem peringatan dini yang mengedepankan tekhnologi digital sudah menjadi keharusan. Penerapan ini penting disosialisasi ke masyarakat," ujar Azis, Minggu (11/4/2021).
Baca Juga: Azis Syamsuddin Dorong Penyelesaian 137 Kasus Konflik Agraria
BMKG, sambung Azis, telah melakukan riset pascabencana di Adonara. Masyarakat yang selamat dari musibah bencana, karena dapat informasi dari grup WhatsApp.
"Dari sini kita bisa belajar banyak bagaimana peringatan dini sampai ke tangan masyarakat," sambungnya.
Bencana yang menerpa Adonara maupun peristiwa yang terjadi di Kabupaten Malang membutuhkan perbaikan, waktu dan anggaran pemulihan yang tidak sedikit.
"Di sisi lain, kita pun harus mampu menumbuhkan semangat dan harapan kepada saudara kita di sana, untuk segera bangkit dan melupakan musibah yang menghantam," ujar politisi Partai Golkar ini.
Terakhir, Azis Syamsuddin juga merespon langkah Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang telah mengeluarkan prakiraan cuaca untuk mewaspadai dampak Siklon Tropis Seroja di Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Baca Juga: Komisi VIII DPR Salurkan Bantuan Penanganan Bencana di Banyumas
Dampak adanya Siklon Tropis Seroja, tidak hanya hujan lebat, muncul pula gelombang setinggi 2,5-4 meter yang berpeluang terjadi di Perairan selatan Jawa, Samudra Hindia selatan Bali hingga Nusa Tenggara Timur. Kemudian tinggi gelombang 4-6 meter berpeluang terjadi di Samudra Hindia selatan Jawa.
"Analisa-analisa dan informasi seperti ini dibutuhkan. Selain itu, masyarakat juga diminta waspada dan dapat mengantisipasi potensi bencana yang dapat dipicu oleh faktor cuaca," pungkas Azis seraya menyampaikan bela sungkawa terhadap korban meninggal di Kabupaten Malang.