Vaksin Gotong Royong Jangan Sulitkan UMKM dan Bebani Pekerja

Fabiola Febrinastri | Restu Fadilah
Vaksin Gotong Royong Jangan Sulitkan UMKM dan Bebani Pekerja
Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani. (Dok: DPR)

UMKM memilikiperanan besar dalam menggerakkan ekonomi nasional

Suara.com - Program vaksinasi skema gotong royong sudah dimulai sejak Selasa (18/5/2021). Pengadaan vaksinasi gotong royong ini diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 10 Tahun 2021. Pemerintah juga menetapkan harga tertingginya yaitu sebesar Rp439.570 per dosis untuk satu orang, sehingga untuk dua kali vaksin sebesar Rp879.140. 

Menanggapi hal itu, Anggota Komisi IX DPR RI,Netty Prasetiyani manyampaikan apresiasi atas program vaksin gotong royong yang diharapkan dapat mengakselerasi herd immunity, namun Netty berharap biaya vaksin tidak memberatkan pelaku UMKM.

"Hampir satu juta rupiah  untuk dua kali suntikan, itu memberatkan pelaku UMKM. Jika tujuannya untuk membantu realisasi program vaksinasi nasional sehingga dapat mempercepat terbentuknya kekebalan kolektif, seharusnya ada mekanisme subsidi bagi mereka yang bergerak di usaha kecil dan menengah agar dapat mengikuti skema vaksin gotong royong ini," kata Netty melalui rilisnya pada, Kamis (20/5/2021).

Menurut Netty, UMKM memiliki peranan besar dalam menggerakkan ekonomi nasional. Bahkan di saat pandemi ini sebagian besar mereka masih bisa bertahan. Berdasarkan data Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pada tahun 2018, jumlah pelaku UMKM sebesar 64,2 juta orang atau 99,9 persen dari jumlah pelaku usaha di Indonesia. Dengan daya serap tenaga kerja mencapai 117 juta pekerja atau 97 persen dari total pekerja.

Baca Juga: BKSAP DPR Ajak Parlemen Dunia Dukung Palestina

Sementara itu UMKM berkontribusi 61,1 persen bagi perekonomian nasional (PDB) dan sisanya disumbangkan oleh pelaku usaha besar yang jumlahnya hanya 0,01 persen dari jumlah pelaku usaha. "Jadi, sangat disayangkan  jika pelaku UMKM tidak mendapat prioritas dukungan untuk memperoleh vaksin  gotong royong. Jangan sampai vaksin gorong royong hanya dapat diakses oleh  korporasi besar saja," ungkapnya. 

Politisi Fraksi PKS ini juga mengingatkan agar pemerintah mengawasi implementasi program vaksin gototong-royong di lapangan guna memastikan biaya vaksin tidak dibebankan kepada para pekerja. 

"Vaksin gotong royong ini sesuatu yang sangat penting dihadirkan di tengah lambatnya realisasi vaksinasi harian. Pemerintah perlu mengawasi implementasi di lapangan agar tidak terjadi pembebanan  biaya vaksin kepada para pekerja oleh perusahaan dengan segala triknya. Jangan sampai  hak-hak pekerja yang dihilangkan atau dikurangi  demi mengganti biaya vaksin skema gotong royong," ujar Netty. 

Ia juga meminta pemerintah lebih sigap dan transparan  dalam penanganan program vaksinasi nasional baik menyangkut proses pengadaan vaksin, distribusi, dan pencapaian targetnya.

Baca Juga: Update Covid-19 Global: Kasus Baru Turun, Tapi Angka Kematian India Tinggi


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI