Bangkit dari Pandemi, Berikut Saran Ketua Banggar untuk Pemerintah

Rilis BPS menyebut pertumbuhan ekonomi quartal II 2021 tumbuh 7,07%.
Suara.com - Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR, Said Abdullah memberikan saran kepada pemerintah untuk bangkit dari pandemi Covid-19.
Said Abdullah mengatakan, mencermati rilis BPS atas indikator pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2021 yang menunjukkan pertumbuhan sebesar 7,07 persen (YoY), atau 3,31 persen secara q to q. Dengan pencapaian tumbuh sekitar 3,31 persen untuk pertama kalinya perekonomian kita keluar dari zona resesi sejak kuartal II 2020.
"Pencapaian ini patut kita syukuri dan memberikan semangat bagi kita untuk memulihkan ekonomi kita yang diterpa pandemi Covid-19," tutur Said dalam keterangannya di Jakarta pada Kamis, (5/8/2021).
Menurut Said, jika dilihat dari data BPS, banyak sektor sektor yang tumbuh sebagai dampak kebijakan pemerintah selama kuartal 1 tahun 2021. Misalnya kebijakan diskon pajak (PPNBM) sehingga perdagangan mobil, sepeda motor dan reparasinya tumbuh sebesar 37, 88 persen (YoY).
Baca Juga: DPR Terima 1 Juta Masker dari Hetzer Medical Indonesia untuk Nakes
"Kita juga patut bersyukur sektor primer seperti perikanan dan peternakan tumbuh cukup besar. Perikanan tumbuh 9,69 persen (YoY) dan peternakan tumbuh 7,07 persen (YoY). Industri pengolahan yang menyumbang 19,29 persen PDB juga tumbuh signifikan. Industri pengolahan tumbuh 6,58 persen (YoY)," katanya.
Desain APBN 2021 yang melanjutkan kebijakan counter cyclical juga berdampak bagus terhadap sektor konstruksi. Sektor ini tumbuh besar sebagai dampak dari realisasi belanja pemerintah pada konstruksi yang naik sebesar 50,22 persen pada tahun 2021 ini. Sektor transportasi dan pergudangan yang terpukul akibat pandemi juga mengalami pertumbuhan.
Sektor ini tumbuh 25,10 persen (YoY), sumbangan terbesarnya adalah pertumbuhan angkutan udara yang mencapai 137,74 persen, dan angkutan rel 67,19 persen. Sejalan dengan pertumbuhan sektor transportasi, sektor hotel dan restoran juga tumbuh 21,58 persen (YoY). perhotelan tumbuh 45,07 persen dan restoran tumbuh 17,88 persen.
"Dari sisi pengeluaran, kita juga patur bersyukur, khususnya tingkat konsumsi rumah tangga yang berkontribusi 57 persen PDB keluar dari zona resesi. Konsumsi rumah tangga tumbuh 5,93 persen, jika pada kuartal sebelumnya masih -2,22 persen. Bahkan pencapaian konsumsi rumah tangga ini melebih pencapaian disepanjang tahun 2019 dan 2020," katanya.
Meskipun di banyak sektor Indonesia mengalami pencapaian yang menggembirakan, namun masih banyak pekerjaan yang harus kita hadapi pada dua kuartal mendatang di tahun 2021. Beberapa tantangan itu antara lain:
Baca Juga: Nasib Penjual Bendera Merah Putih di Tengah Pandemi Covid-19
1. Sejak 3 Juli 2021 hingga rencananya 9 Agustus 2021 pemerintah kembali memberlakukan kebijakan PPKM Darurat disegenap wilayah, yang awalnya mencakup Jawa Bali, kemudian diturunan areanya beberapa kota, dengan membuat level PPKM. Namun banyak daerah yang masih dalam area level 4 PPKM. Kebijakan ini sebagai langkah pemerintah untuk mengendalikan pertumbuhan Covid-19 yang mulai naik di bulan Mei 2021. Dia memperkirakan akibat kebijakan ini akan mengibatkan pelambatan ekonomi kita di kuartal III 2021. Pada kuartal III 2021 saya memperkirakan ekonomi kita akan masuh ke level kontraksi 1,7 – 2 persen.