Selesaikan Masalah Global Guna Capai Perdamaian dan Stabilitas Dunia

Fabiola Febrinastri | Iman Firmansyah
Selesaikan Masalah Global Guna Capai Perdamaian dan Stabilitas Dunia
Ketua DPR RI Dr. (H.C), Puan Maharani. (Dok : DPR RI)

Penyelesaian isu-isu global di tengah pandemi Covid-19 ini perlu diperkuat awal tahun 2022.

Suara.com - Ketua DPR RI, Dr. (H.C) Puan Maharani menyampaikan sejumlah fokus isu yang perlu diselesaikan bersama oleh seluruh negara dunia guna mengembalikan perdamaian dan stabilitas dunia, penyelesaian isu-isu global di tengah pandemi Covid-19 ini perlu diperkuat awal tahun 2022.

“Pada awal tahun 2022 ini, situasi dunia masih dihadapkan pada berbagai ketidakpastian. Tantangan nyata ada di depan kita semua. Pandemi berlanjut dengan munculnya varian baru,” tutur Puan dalam pembukaan forum parlemen MIKTA (Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia) Tahun 2022, Senin (7/2/2022).

Politisi PDI-Perjuangan itu menyebutkan pandemi telah meningkatkan angka kemiskinan, ketimpangan, dan berbagai masalah sosial di berbagai belahan dunia. Tidak hanya itu, masalah pemanasan global, kerusakan lingkungan, dan keanekaragaman hayati yang terus berlanjut tanpa kenal waktu.

Oleh karena itu, dirinya menyatakan pemerataan vaksin harus jadi agenda pertama pada tahun 2022 guna menekan penyebaran virus Covid-19. Kemudian, diikuti oleh pemerataan pemulihan perdagangan internasional. Pasalnya, jika diperhatikan negara-negara yang terintegrasi dengan mata rantai global lebih cepat pulih pada saat pertumbuhan ekonomi global sedang melambat.

Baca Juga: Ekspor Menguat, Hubungan Ekonomi Indonesia-Swedia Meningkat meski Pandemi

Selanjutnya, negara-negara global harus bersama-sama menghadapi krisis perubahan iklim. Puan menilai bencana yang terjadi di dunia ini diakibatkan oleh perubahan iklim. Melihat krisis tersebut,  transisi energi bersih di negara berkembang sedang mengupayakan membangun energi baru terbarukan (EBT), sehingga dukungan teknologi dan keuangan perlu diperoleh.  

“Pemanasan global sudah mencapai 1,2 derajat celcius. Hal ini menyebabkan sulit untuk mencapai target membatasi pemanasan global 2 derajat menuju 1,5 derajat celcius. Negara penghasil emisi harus berbuat lebih banyak guna mengurangi emisi dengan tetap memenuhi prinsip common but differentiated responsibilities,” papar mantan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) tersebut.

Sebagai tuan rumah Inter-Parliamentary Union (IPU) ke-144 pada Maret di Bali pada 20-24 Maret mendatang, dirinya mengusung tema ‘Getting to Zero: Mobilizing Parliaments to act on Climate Change’. Melalui forum parlemen dunia tersebut, ia ingin menegaskan kontribusi DPR RI mendorong mobilisasi aksi parlemen global sebagai bentuk mitigasi menyelesaikan masalah global, terutama perubahan iklim dunia.

Puan mengatakan, permasalahan global yang dunia hadapi memerlukan solusi global. Menurutnya, IPU berpotensi menjadi platform solid untuk memperkokoh kerjasama internasional, namun juga membangun legitimasi yang kuat di tingkat domestik.  “Demokrasi adalah platform untuk mendapatkan dukungan politik di dalam negeri. Legitimasi domestik diperlukan untuk mendukung kerjasama internasional dan multilateralisme guna penyelesaian berbagai masalah global,” pungkas Puan.

Baca Juga: Puan Maharani Minta Libatkan Publik dalam Pembentukan Regulasi Turunan UU IKN


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI